Mengunjungi Lokasi Syuting Film Ikonik: Fan Tourism ala Pecinta Film Indonesia
Dari Belitung ala Laskar Pelangi sampai Semeru di 5 cm, jelajahi lokasi syuting film ikonik di Indonesia sebagai fan trip dan whycation yang bikin kamu merasa pulang ke dunia favoritmu sendiri.
Ada momen-momen tertentu setelah nonton film Indonesia yang bikin kita duduk diam beberapa detik lebih lama. Bukan karena after credit scene, tapi karena satu rasa yang muncul pelan-pelan: “Gila, ini syutingnya di mana sih? Kok kayaknya enak banget kalau bisa ke sana?”
Kalimat itu pelan-pelan berubah jadi tab baru di browser, buka Google Maps, buka aplikasi tiket, lalu… ya, kamu tahu sendiri kelanjutannya.
Di situlah fan tourism ala pecinta film main peran. Kita bukan cuma pengin liburan ke destinasi cantik, tapi pengin nginjek tanah yang pernah dipijak karakter favorit, lihat langit yang sama, dan duduk di kafe yang pernah jadi saksi dialog yang bikin kita bengong waktu nonton.
Kalau selama ini kamu “jalan-jalan” ke dunia film hanya lewat layar, mungkin sudah waktunya melangkah keluar dan mendatangi langsung lokasi syuting film ikonik yang selama ini cuma kamu lihat dari kursi bioskop atau kasur kamar.
DAFTAR ISI
- Fan Tourism: Dari Kursi Bioskop ke Kursi Pesawat
- Kenapa Lokasi Syuting Bisa Terasa Seperti “Rumah Kedua”?
- Lokasi Syuting Film Ikonik di Indonesia yang Bisa Kamu Kunjungi
- 1. Belitung – Menjejak Dunia Laskar Pelangi
- 2. Yogyakarta – Kota yang Akan Selalu Punya Ada Apa Dengan Cinta?
- 3. Bandung & Sekitarnya – Nostalgia Petualangan Sherina
- 4. Jawa Timur – Menyusuri Jejak 5 cm di Sekitar Semeru
- 5. Sumba – Lanskap Liar ala Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak
- 6. Bali – Jejak Eat Pray Love dan Banyak Cerita Lain
- Tips Merencanakan Fan Trip ke Lokasi Syuting Film
- Mengabadikan Momen Tanpa Mengganggu Warga Lokal
- Menjadikan Whycation Bagian dari Cerita Hidupmu
- Daftar Referensi
Fan Tourism: Dari Kursi Bioskop ke Kursi Pesawat
Secara sederhana, fan tourism adalah ketika sebuah film, serial, atau karakter fiksi jadi alasan utama kamu pesan tiket, bukan sekadar bonus. Kamu berangkat bukan hanya karena “pantainya bagus” atau “kotanya lagi hits”, tapi karena:
-
di kota itu ada adegan yang nempel terus di kepala,
-
di pulau itu ada sekolah kecil yang dulu cuma kamu lihat di layar,
-
di kafe itu ada percakapan fiktif yang entah kenapa lebih jujur dari chat WhatsApp-mu sendiri.
Orang lain mungkin datang ke Belitung karena pantainya cantik. Kamu datang karena ingin sedikit saja merasakan jadi anak Laskar Pelangi. Orang lain datang ke Yogyakarta untuk kuliner dan Malioboro. Kamu diam-diam masih berharap bisa ketemu versi nyata Cinta dan Rangga di sudut kota.
Dan itu nggak apa-apa. Justru di situlah serunya. Indonesia punya begitu banyak pilihan inspirasi jalan-jalan di Indonesia yang bisa kamu jalani sambil memeluk fandom favoritmu.
Kenapa Lokasi Syuting Bisa Terasa Seperti “Rumah Kedua”?
Film sering hadir di hidup kita di momen-momen penting: lagi patah hati, lagi idealis-idealisnya, lagi ngerasa sendirian, atau justru lagi jatuh cinta setengah mati. Jadi wajar kalau suatu saat kita pengin balik ke “ruang” yang pernah menemani fase itu.
Padahal, kalau dipikir, tempatnya biasa saja:
-
cuma sekolah kayu kecil di tengah tanah kosong,
-
cuma gang sempit di tengah kota,
-
cuma stasiun, sawah, atau bukit yang sempat lewat beberapa detik di layar.
Tapi buatmu, semua itu jauh dari kata “biasa”. Di situlah:
-
ikatan persahabatan tokoh-tokoh favoritmu tumbuh,
-
karakter mengambil keputusan gila yang pelan-pelan ikut mengubah cara kamu melihat hidup,
-
kalimat yang kamu hafal di luar kepala itu pertama kali diucapkan.
Saat akhirnya kamu berdiri persis di titik itu, rasanya seperti deja vu versi nyata. Kamu tahu ini pertama kalinya kamu datang, tapi tubuhmu merasa sudah kenal. Aneh, tapi hangat. Jauh, tapi kok rasanya pulang.
-
Kembangkan aplikasi online lebih cepat dengan bantuan AI—mulai disini
-
Jasa Pembuatan Website Joomla, Wordpress dan Web Dinamis Lain
-
Jasa Renovasi/Perombakan Tampilan Situs Web Dinamis dan Statis
-
Pembuatan Aplikasi Berbasis Web Sistem Manajemen Sekolah
-
Jasa Pembuatan Aplikasi Smartphone (Gawai) Android OS
Lokasi Syuting Film Ikonik di Indonesia yang Bisa Kamu Kunjungi
Daftar ini tentu belum lengkap, tapi cukup untuk bikin kamu mulai melirik kalender dan mencari tanggal cuti. Semua lokasinya ada di negeri sendiri, jadi cocok untuk kamu yang ingin memulai fan trip sambil menjelajah tempat wisata di Indonesia pelan-pelan.
1. Belitung – Menjejak Dunia Laskar Pelangi

Gambar: Pantai Tanjung Tinggi di Belitung dengan batuan granit raksasa yang jadi salah satu lokasi syuting ikonik film Laskar Pelangi.
Buat banyak orang, Laskar Pelangi bukan cuma film. Ia adalah surat cinta untuk masa kecil, mimpi-mimpi kecil yang kita simpan rapat-rapat, dan guru-guru baik hati yang mungkin nggak pernah tahu seberapa besar pengaruhnya.
Di Belitung, kamu bisa mengunjungi:
-
Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi di Gantong,
-
Pantai Tanjung Tinggi dengan batu granit raksasa,
-
desa-desa tenang yang masih terasa “Indonesia banget”.
Duduk di bangku kelas kayu, memandangi jendela, dan membayangkan Ikal, Lintang, serta teman-temannya menghitung mimpi satu per satu terasa seperti mengunjungi versi kecil dari diri sendiri yang dulu masih berani bermimpi tanpa banyak hitung-hitungan.
Setelah puas bermain di pantai dan menjelajahi sudut-sudut pulau, kamu bisa memperluas itinerary dengan menjelajah tempat wisata di Bangka Belitung lain di luar frame film.
2. Yogyakarta – Kota yang Akan Selalu Punya Ada Apa Dengan Cinta?
Yogyakarta sering disebut kota pelajar, kota budaya, kota senja, kota gudeg. Tapi buat generasi tertentu, Yogyakarta juga adalah “kota Cinta dan Rangga”.
Dalam Ada Apa Dengan Cinta? 2, kita melihat mereka berputar di sudut-sudut Yogya: kafe kecil, jalanan sepi, ruang seni, sampai tempat mereka akhirnya ngobrol jujur setelah bertahun-tahun hilang kontak.
Saat menyusun rencana ke Yogya, kamu bisa memasukkan:
-
area Taman Sari dan sekitarnya,
-
ruang-ruang seni dan kafe kecil di pusat kota,
-
beberapa titik di sekitar Kilometer Nol dan gang-gang kecil yang suasananya intim.
Pacar boleh nggak ada, tapi kamu tetap bisa bikin “tur AADC versi kamu sendiri”. Jalan kaki pelan, berhenti di tempat yang terasa cocok, duduk, pesan kopi atau teh, lalu mengizinkan diri untuk mengingat satu atau dua orang yang dulu pernah kamu tunggu kabarnya.
Kalau ingin memperpanjang liburan, Yogyakarta masih menyimpan banyak sekali jalan-jalan romantis di Yogyakarta dan sudut lain yang bisa kamu jajal tanpa harus bawa drama film ke kehidupan nyata.
3. Bandung & Sekitarnya – Nostalgia Petualangan Sherina
Sebelum istilah “childhood trauma” populer di TikTok, kita punya satu film yang meninggalkan “childhood memory” sangat kuat: Petualangan Sherina.
Film ini penuh dengan:
-
sawah hijau yang luas,
-
kebun dan perbukitan,
-
sungai, hutan, dan suasana alam Jawa Barat yang bikin kamu pengin lari-larian tanpa mikirin deadline.
Di sekitar Bandung dan Lembang, kamu bisa mengejar suasana serupa di:
-
kawasan kebun teh,
-
hutan pinus,
-
lokasi wisata alam yang sejuk dan hijau.
Mungkin kamu nggak akan menemukan tempat yang 100% sama dengan di film, karena beberapa lokasi syuting telah banyak berubah. Tapi kamu bisa mengejar rasanya: naik mobil bak terbuka, tertawa di udara dingin, dan merasakan lagi kebebasan jadi anak-anak.
Sekalian saja susun fan trip ini menjadi bagian dari eksplorasi tempat wisata di Jawa Barat yang lain: dari gunung, air terjun, sampai kota-kota kecil yang diam-diam manis.
-
Ubah idemu jadi aplikasi online siap pakai lebih cepat bersama Emergent
-
Domain, Hosting, Hingga VPS Murah untuk Proyek Anda
-
Berbisnis halal bikin hati tenang. Cek caranya disini!
-
Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik!
-
Sewa Domain, Hosting, dan VPS untuk Proyek Digital Anda!
4. Jawa Timur – Menyusuri Jejak 5 cm di Sekitar Semeru
Film 5 cm menghidupkan kembali mimpi banyak orang untuk menjejak puncak-puncak gunung di Indonesia, terutama Semeru. Tiba-tiba, mendaki bukan cuma soal olahraga, tapi tentang persahabatan, keberanian, dan menghadapi ketakutan sendiri.
Di Jawa Timur, kamu bisa:
-
menikmati sunrise di area Bromo–Tengger–Semeru,
-
merasakan lautan pasir yang luas sekali,
-
mengikuti jalur resmi pendakian ketika kondisi gunung dan regulasi sedang memungkinkan.
Tapi gunung bukan setting film yang bisa diulang take berkali-kali. Ia nyata, punya batas, dan harus diperlakukan dengan hormat. Kalau kamu ingin menapak jejak 5 cm, pastikan:
-
mengikuti prosedur pendakian resmi,
-
tidak membuang sampah sembarangan,
-
tidak memaksakan diri hanya demi konten dramatis.
Fan trip ini bisa kamu rangkai bersama destinasi lain di tempat wisata di Jawa Timur]] yang nggak kalah fotogenik—tanpa lupa bahwa keselamatan dan alam selalu nomor satu.
5. Sumba – Lanskap Liar ala Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak

Gambar: Hamparan savana luas di Pulau Sumba yang memberi nuansa sunyi, liar, dan sinematik seperti lanskap dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak bukan film yang semua orang sanggup tonton dua kali. Tapi lanskap Sumba di dalamnya susah dilupakan: jalan panjang sunyi, bukit-bukit kering, rumah adat, dan langit luas yang kadang terlihat terlalu jujur.
Di Sumba, kamu bisa menemukan:
-
padang rumput emas yang nyaris tak berujung,
-
jalan berkelok yang seolah hanya milikmu dan angin,
-
desa adat dengan rumah-rumah tinggi yang menyimpan banyak cerita.
Fan trip ke Sumba mengingatkan kita bahwa keindahan tidak selalu lembut. Kadang ia hadir dalam bentuk kesunyiannya sendiri. Datanglah dengan rasa ingin tahu yang besar, tapi juga dengan rasa hormat yang sama besarnya: belajar sedikit tentang budaya setempat, menyapa dengan sopan, dan menikmati pulau ini dengan pelan.
Pulau ini bukan hanya lokasi film, tapi juga rumah bagi banyak orang. Biarkan perjalananmu ke sini menjadi bab khusus dalam eksplorasi tempat wisata di Nusa Tenggara Timur yang penuh warna.
6. Bali – Jejak Eat Pray Love dan Banyak Cerita Lain

Gambar: Sawah terasering hijau di kawasan Tegallalang, Ubud, Bali yang sering muncul dalam film dan foto perjalanan bertema healing dan pencarian diri.
Walaupun Eat Pray Love adalah film Hollywood, bagian “Pray” dan “Love”-nya banyak terjadi di Bali. Ubud tampil sebagai kota kecil tempat orang-orang datang untuk mencari sesuatu: diri sendiri, jawaban, atau sekadar alasan untuk memulai bab baru.
Di Bali, kamu bisa:
-
berjalan pelan di sekitar Ubud,
-
mencari kafe tenang untuk menulis atau membaca,
-
ikut kelas yoga atau meditasi,
-
menyusuri sawah dan desa-desa yang masih hijau.
Selain Eat Pray Love, banyak film Indonesia juga memakai Bali sebagai latar, baik untuk cerita cinta, komedi, maupun drama keluarga. Kamu bisa memilih sendiri mau mengejar vibe yang mana: healing, pesta, atau kombinasi aneh di antara keduanya.
Fan trip ke Bali akan terasa lengkap ketika kamu mulai bermain di luar jalur mainstream, menyentuh sisi-sisi pulau yang jarang masuk brosur, dan menjadikannya bagian dari daftar tempat wisata di Bali yang paling personal buatmu.
Tips Merencanakan Fan Trip ke Lokasi Syuting Film
Sebelum mendadak pesan tiket karena dorongan emosional (nggak apa-apa sih, kadang perlu juga), ada beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan:
-
Riset Lokasi Aslinya
Tidak semua lokasi yang terlihat di film bisa diakses publik, dan beberapa di antaranya sudah berubah total. Cek dulu:-
apakah lokasinya area wisata resmi atau wilayah privat,
-
jam buka, tiket, dan peraturan foto,
-
kondisi terbaru lewat ulasan atau konten terbaru.
-
-
Pilih Mood Perjalanan
Kamu bisa memilih:-
one day trip yang ringan,
-
weekend escape,
-
atau road trip lintas kota/pulau.
Menyatukan beberapa lokasi film dalam satu rute seru juga—misalnya, menggabungkan Belitung dengan destinasi lain dari daftar inspirasi jalan-jalan di Indonesia favoritmu.
-
-
Perhatikan Musim & Cuaca
Pantai Belitung di musim hujan dan musim kemarau rasanya beda. Begitu juga pendakian Semeru di musim yang salah. Jangan sampai fan trip berubah jadi drama survival. -
Siapkan Budget dengan Realistis
Fan trip bukan berarti harus mewah. Yang penting:-
transport bolak-balik,
-
penginapan yang nyaman,
-
sedikit ekstra untuk menikmati makanan lokal atau ikut tur kecil.
Kalau kamu tipe yang suka ngitung, kamu bisa menerapkan prinsip tips mengatur budget liburan sederhana supaya dompet tetap aman sementara hati tetap senang.
-
-
Bikin “Ritual Kecil” di Setiap Lokasi
Biar perjalananmu terasa lebih personal, kamu bisa:-
menulis satu paragraf journaling di lokasi itu,
-
mengambil satu foto yang bukan gaya turis biasa,
-
membaca ulang potongan dialog favorit di tempat yang sama.
-
Mengabadikan Momen Tanpa Mengganggu Warga Lokal
Lokasi syuting film ikonik sering kali adalah:
-
sekolah yang masih dipakai belajar,
-
kampung yang masih jadi rumah banyak orang,
-
tempat ibadah, atau ruang hidup sehari-hari warga.
Datanglah sebagai tamu, bukan sebagai pemilik tempat. Artinya:
-
jangan mengobrak-abrik demi foto,
-
jangan berisik di tempat yang seharusnya tenang,
-
jangan meninggalkan jejak berupa sampah atau coretan.
Konten bisa diulang, tapi kepercayaan warga lokal tidak. Biar bagaimanapun, tanpa mereka, film favoritmu mungkin tidak akan terasa se-hidup itu.
Menjadikan Whycation Bagian dari Cerita Hidupmu
Pada akhirnya, fan trip ke lokasi syuting film ikonik hanyalah cara lain untuk mengajukan pertanyaan yang sama:
“Aku mau jadi orang seperti apa setelah perjalanan ini selesai?”
Kamu mungkin pulang tanpa foto yang “sempurna”, tapi dengan hati yang terasa sedikit lebih ringan. Kamu mungkin tidak sepenuhnya berubah, tapi setidaknya kamu memberi kesempatan pada dirimu untuk:
-
tetap menyayangi versi diri yang dulu nonton film itu untuk pertama kali,
-
bertemu versi diri yang sekarang sudah lebih lelah, tapi juga lebih berani,
-
menyusun rencana pelan-pelan untuk versi diri yang akan kamu jadi nanti.
Kalau sebelumnya kamu sudah membaca artikel whycation dan fan tourism untuk penggila jalan-jalan, fan trip ke lokasi syuting film seperti ini adalah langkah berikutnya: bukan lagi sekadar memahami konsep, tapi benar-benar menjadikannya bagian dari hidupmu.
Jadi, film Indonesia apa yang paling bikin kamu pengin beli tiket dan pergi?
Kalau nama tempatnya sudah kebayang, mungkin ini saatnya berhenti cuma menyimpan screenshot—dan mulai menyusun itinerary.
Daftar Referensi
-
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. (t.t.). Pulau Laskar Pelangi, Inspirasi dari Belitung yang Mendunia. Indonesia Travel. (Profil resmi destinasi Belitung sebagai “Pulau Laskar Pelangi” dan bagaimana novel/film ikut mengangkat pariwisatanya.)
-
Ministry of Tourism and Creative Economy, Republic of Indonesia. (t.t.). Filming Locations Become Tourist Destinations? Why Not?. Kemenparekraf. (Artikel resmi pemerintah tentang fenomena lokasi syuting yang berubah jadi destinasi wisata, dengan contoh Belitung–Laskar Pelangi, Gereja Ayam–AADC 2, dan Gunung Semeru–5 cm.)
-
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI. (2023, 24 Januari). Film Induced Tourism, Strategi Baru Menaikan Potensi Wisata di Daerah. DJKN Kemenkeu. (Tulisan kebijakan yang membahas konsep film-induced tourism sebagai strategi promosi destinasi di Indonesia, termasuk contoh film lokal yang mengangkat daerah.)
-
Wiratama, B. F., & Pasaribu, E. (2022). Measuring the Magnitude of Film Tourism as a Catalyst of the Indonesian Tourism Sector: A Case Study of Laskar Pelangi Film in Belitung Island. The Journal of Indonesia Sustainable Development Planning, 3(1), 1–13. (Riset empiris pakai model ARIMA tentang dampak film Laskar Pelangi dan Museum Kata Andrea Hirata terhadap lonjakan kunjungan wisata ke Belitung.)
-
Ananda, D. T., Rosyada, A. A., Abadi, E. Z. H., Nami, F. R., Alfarelia, A. S. A., Permata, A. A. C., & Wiyata, W. (2025). Analisis Dampak Penayangan Film 5 CM sebagai Media Komunikasi terhadap Sektor Pariwisata di Kawasan Gunung Semeru. TUTURAN: Jurnal Ilmu Komunikasi, Sosial dan Humaniora, 3(2), 188–202. (Artikel akademik terbaru tentang bagaimana film 5 cm mendorong minat wisata dan kunjungan ke kawasan Gunung Semeru.)
Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.
Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.


















