Skip to main content

Wisata Kuliner Halal Surabaya: 10 Legenda ≤50K

Panduan wisata kuliner halal-friendly di pusat Kota Surabaya: 10 tempat makan non-franchise yang bertahan 10+ tahun, rekomendasi menu, kisaran ≤50K/porsi, plus mini-rute 1 hari.

 |  Muhammad Fauzi Rizal  |  Jalan-jalan
Ilustrasi Kota Surabaya
Ilustrasi Kota Surabaya

Surabaya itu kota yang enaknya nggak kenal jam. Pagi bisa dimulai dengan pecel hangat, siang “ngenceng” dengan lontong balap, sore ngemil tahu tek atau rujak cingur, lalu malam ditutup rawon yang serius—serius banget, sampai namanya saja punya reputasi “setan”.

Di artikel ini, aku pilihkan 10 tempat makan yang halal-friendly, non-franchise, bertahan minimal 10 tahun, dan maksimal 50K/porsi. Kita mainnya rapi: fokus ke spot yang sudah lama eksis, populer, dan relatif ramah kantong (dengan catatan harga bisa berubah). Untuk pasangan atau keluarga, ini tipe kuliner yang bikin itinerary terasa “hidup”, tanpa harus berdandan formal.

Sebelum mulai, satu pengingat penting: halal-friendly berarti kita memilih tempat yang pada praktiknya cenderung aman untuk Muslim (misalnya tidak memakai babi/alkohol, bahan dan dapur cenderung “umum”), tapi tetap idealnya konfirmasi—terutama kalau ada olahan daging/kaldu. Kalau kamu ingin cek sertifikat produk kemasan, BPJPH punya fitur penelusuran di halal.go.id.

Kalau kamu suka model panduan kuliner halal yang “10 spot + rute 1 hari”, kamu juga mungkin cocok dengan Wisata Kuliner Halal Solo: 10 Legenda + Rute 1 Hari dan Wisata Kuliner Halal Bantul: 10 Legenda + Rute 1 Hari 50K.


DAFTAR ISI

Cara cepat memilih tempat yang halal-friendly (tanpa ribet)

  • Pilih menu yang “jelas”: olahan ayam/sapi/ikan, hindari menu yang meragukan sumbernya (mis. campuran daging tanpa penjelasan).

  • Tanya 1–2 hal kunci (kalau perlu): kaldu dari apa, ada mirin/arak masak atau tidak, minyak goreng campur atau terpisah.

  • Utamakan jam ramai: biasanya turnover tinggi, makanan lebih fresh, dan kamu bisa observasi kebiasaan dapurnya.

  • Cek info resmi kalau tersedia (terutama produk kemasan): pakai penelusuran BPJPH di halal.go.id.


10 spot kuliner Surabaya yang legendaris (non-franchise, halal-friendly, ≤50K)

Di bawah ini aku pilihkan yang lebih condong pusat kota. Beberapa memang punya 1–2 cabang milik sendiri (bukan jaringan waralaba), dan itu masih masuk kriteria kamu.

1) Sate Klopo Ondomohen Bu Asih (Ketabang–Genteng)

 

Kalau ada kuliner Surabaya yang rasanya “klasik” tapi tetap relevan, ini salah satunya. Versi amannya untuk budget ≤50K: ambil porsi yang paling basic, dan jangan kebablasan add-on.

  • Kenapa masuk daftar: usaha ini disebut sudah berjalan sejak 1945.

  • Patokan lokasi: kawasan Jl. Walikota Mustajab No. 36 (Ketabang, Genteng).

  • Rekomendasi pesan (≤50K): biasanya “porsi standar” masih mungkin masuk batas, tapi kalau sedang ramai/akhir pekan, harga bisa bergeser—jadi pilih menu yang paling aman untuk dompet.

2) Lontong Balap Garuda Pak Gendut (Kranggan)

Lontong, tauge, lentho, kuah yang ringan—ini comfort food Surabaya yang “nggak perlu banyak gaya” untuk menang.

  • Legenda & umur: banyak yang menyebutnya “legend” sejak 1958.

  • Budget ramah: ada sumber yang menyebut sekitar Rp17 ribu/porsi (patokan yang sangat aman untuk target ≤50K).

  • Catatan pasangan/keluarga: ini tipe menu yang gampang dibagi (nambah sate kerang sesuai kebutuhan).

3) Rawon Setan (area pusat kota; “rawon malam” yang melegenda)

Rawon ini terkenal bukan cuma karena rasa, tapi karena aura “surabaya malam” yang menempel.

  • Sejarah: disebut sudah ada sejak 1952.

  • Kapan paling pas: cocok jadi “titik pamungkas” setelah seharian jalan.

  • Tips ≤50K: ambil rawon porsi biasa dulu, ekstra daging itu bonus kalau dompet mengangguk.

4) Rawon Kalkulator (Sentra PKL Taman Bungkul)

Buat yang suka kuliner dengan cerita nama unik, ini juaranya. “Kalkulator”-nya bukan gimmick doang—ada narasi soal cara hitung cepat yang jadi asal muasal nama.

  • Umur usaha: disebut berdiri sejak 1975 (awal dikenal sebagai Warung Sedap Malam).

  • Lokasi: Sentra PKL Taman Bungkul.

  • Vibe: enak untuk couple yang suka “makan sambil people-watching”.

5) Nasi Cumi Pasar Atom Bu Atun (Pabean Cantikan; dekat Pasar Atom)

Nasi cumi hitamnya itu ikonik. Dan yang membuatnya makin jelas untuk kriteria kamu: ada penegasan soal identitas dan cabang.

  • Umur usaha: disebut sudah ada sejak 1965.

  • Catatan cabang: ada pernyataan “tidak buka cabang” untuk membedakan dari yang mengatasnamakan.

  • Budget ≤50K: biasanya masih realistis untuk porsi standar.

6) Soto Ayam Lamongan Cak Har (punya 2 cabang milik sendiri)

Kalau kamu butuh menu yang “menenangkan” (dan anak-anak biasanya aman), soto adalah jawaban paling damai.

  • Sejak kapan: disebut legendaris sejak 1992.

  • Dua cabang: disebut memiliki 2 cabang.

  • Kisaran harga: estimasi Rp20.000–Rp50.000.

7) Nasi Pecel Bambu Runcing Bu Wuri (pusat kota; menu sarapan favorit)

Ini tipe sarapan yang bikin kamu merasa “hari ini bisa ditaklukkan”, bahkan kalau jadwal padat.

  • Sejak kapan: disebut buka sejak 1997.

  • Konteks pusat kota: disebut berada di tengah pusat kota dan dikenal sebagai nasi pecel legendaris.

  • Budget ≤50K: aman banget, bahkan kalau tambah lauk sederhana.

8) Tahu Tek Pak Mo (legendaris, malam hari)

Tahu tek itu Surabaya banget: sederhana, “petisnya nendang”, dan bikin susah berhenti nyuap.

  • Sejak kapan: disebut sudah ada sejak 1968.

  • Lokasi & jam: Jl. Wonorejo Gang 3, Surabaya; buka 18.00–02.00.

  • Harga patokan: disebut sekitar Rp13.000.

9) Nasi Empal Pengampon (klasik buat makan siang)

Empal itu tipe lauk yang terasa “niat”—dan cocok untuk kamu yang mengejar rasa tanpa harus ngejar tempat fancy.

  • Sejak kapan: disebut ada sejak 1973.

  • Budget ≤50K: porsi standar umumnya masih bisa dijaga di batas ini (tergantung tambahan).

10) Rujak Cingur Genteng Durasim (ikon rujak cingur Surabaya)

Rujak cingur itu semacam “pernyataan identitas” kuliner Surabaya. Sekali cocok, biasanya bakal kangen.

Kalau kamu habis dari sini dan ingin lanjut eksplor rasa “petis dan bumbu” di kota lain, bandingkan sensasinya dengan Wisata Kuliner Halal di Yogyakarta (beda karakter, sama-sama bikin nagih).


Mini-rute 1 hari (lebih condong pusat kota)

Ini rute yang realistis untuk couple maupun keluarga. Kamu nggak harus mengeksekusi semuanya—anggap saja “pilih 5–6 titik” sesuai napas dan cuaca.

Pagi

  1. Nasi Pecel Bambu Runcing Bu Wuri (start sarapan yang ringan tapi mengenyangkan).

Menjelang siang
2) Lontong Balap Garuda Pak Gendut (porsi bersahabat; cocok buat lanjut jalan).

Siang
3) Sate Klopo Ondomohen Bu Asih (makan “utama” yang berasa Surabaya banget).

Sore (ngemil / snack)
4) Rujak Cingur Genteng Durasim atau Tahu Tek Pak Mo (pilih salah satu, biar nggak keburu kenyang).

Malam
5) Rawon Kalkulator (enak untuk penutup yang hangat, vibe taman kota)

Larut (opsional, kalau kamu tim “kota belum tidur”)
6) Rawon Setan atau Nasi Cumi Bu Atun

Perkiraan budget (biar tetap ≤50K/porsi)

Agar konsisten dengan target kamu:

  • Sarapan pecel / lontong balap / tahu tek: biasanya “aman banget” di bawah 50K.

  • Soto Cak Har: sudah disebut kisaran 20K–50K.

  • Yang rawan tembus: menu tertentu di sate/rawon/empal bisa naik tergantung porsi dan tambahan. Strateginya: ambil porsi standar dulu, baru tambah kalau masih butuh.


FAQ singkat

Apakah semua tempat di atas pasti bersertifikat halal?
Aku menulisnya sebagai halal-friendly, bukan klaim sertifikasi. Untuk kepastian, konfirmasi langsung ke tempatnya; untuk produk kemasan, kamu bisa menelusuri via halal.go.id/fitur BPJPH.

Ada yang punya cabang?
Ada yang disebut memiliki dua cabang (Cak Har).
Ada juga yang menegaskan tidak buka cabang (Nasi Cumi Bu Atun) untuk menghindari penamaan yang mirip.

Kalau bawa anak kecil, mulai dari mana?
Mulai dari yang “paling aman”: pecel pagi, lontong balap, soto. Untuk petis (tahu tek/rujak cingur), biasanya selera anak lebih selektif.


Penutup

Surabaya itu menyenangkan karena kulinernya punya dua sisi: legendaris dan membumi. Dengan batas ≤50K/porsi dan fokus pusat kota, kamu tetap bisa “keliling rasa” tanpa perlu mengejar tempat viral yang umurnya baru seumur jagung.

Kalau kamu mau, setelah ini aku bisa buat versi rute keluarga (lebih santai) dan versi rute couple (lebih malam, lebih city-light)—tetap pakai daftar yang sama, tinggal diatur pacing-nya.


Daftar Referensi


Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.

Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.

 

✓ Link berhasil disalin!