10 Langkah Kecil dari Rumah untuk Menjaga Lingkungan dan Mengurangi Risiko Banjir
Artikel praktis untuk pemilik rumah dan developer perumahan tentang tips menjaga lingkungan dari rumah – mulai dari biopori, pengelolaan halaman, hemat air dan listrik, hingga kerja bakti lingkungan – agar hunian lebih ramah alam dan mengurangi risiko banjir.
Beberapa minggu terakhir, berita tentang banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat rasanya sulit dihindari. Setiap buka TV atau media sosial, ada saja cerita rumah hanyut, jembatan putus, keluarga yang kehilangan orang-orang tersayang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ratusan orang meninggal akibat bencana hidrometeorologi di tiga provinsi tersebut, dan angka total korban di Sumatera kini bahkan melampaui 400 jiwa, dengan ratusan lainnya masih hilang.
Sebagian pakar mengaitkan skala bencana ini dengan kerusakan ekosistem hulu DAS, alih fungsi lahan, dan penataan ruang yang tidak berpihak pada daya dukung alam.
Di tengah angka dan grafik, ada satu pertanyaan yang sering muncul pelan-pelan di kepala:
“Dari rumah biasa yang lantainya kadang masih becek saat hujan, apa yang sebenarnya bisa aku lakukan?”
Artikel ini tidak akan menjanjikan “satu trik rahasia” untuk menghentikan banjir. Tapi dari rumah—dari halaman kecil, got depan, sampai cara kita memakai air dan listrik—ada langkah-langkah kecil yang bisa membantu lingkungan bernapas sedikit lebih lega.
Buat kamu pemilik rumah, dan kamu yang mengembangkan perumahan, inilah ajakan lembut untuk menjadikan hunian kita bukan hanya nyaman, tapi juga tidak menambah luka di hilir saat hujan besar datang.
DAFTAR ISI
- Rumah & Perumahan: Pilihan Kecil yang Ikut Menentukan
- 10 Langkah Kecil dari Rumah: Praktik Mudah & Murah
- 1. Membuat Lubang Biopori di Halaman Rumah
- 2. Mengurangi Halaman yang Dikeramik Penuh
- 3. Rutin Membersihkan Selokan & Saluran Air di Depan Rumah
- 4. Hemat Air: Bukan Sekadar Tagihan
- 5. Hemat Listrik: Kurangi Emisi dari Ruang Tamu
- 6. Mengelola Sampah Rumah Tangga: Dari “Buang Aja” ke “Pilah Dulu”
- 7. Menanam Pohon dan Tanaman Peneduh di Sekitar Rumah
- 8. Memilih Produk Rumah Tangga yang Lebih Ramah Lingkungan
- 9. Mengajak Keluarga & Anak Ikut Peduli
- 10. Bergerak Bersama Tetangga: Lingkungan Bersih, Bumi Lebih Kuat
- Prinsip Sederhana untuk Developer Perumahan
- Langkah yang Bisa Kamu Mulai Hari Ini
- FAQ: Pertanyaan Seputar Rumah & Lingkungan
- Dari Halaman Kecil ke Masa Depan yang Lebih Tenang
- Daftar Referensi
- Layanan Bersih-Bersih Rumah & Lingkungan
Rumah & Perumahan: Pilihan Kecil yang Ikut Menentukan
Kita hidup di zaman di mana semakin banyak permukaan tanah ditutup: lantai keramik teras, carport beton, jalan kompleks, sampai halaman yang disemen “biar nggak kotor”. Hasilnya, saat hujan deras:
-
Air yang dulu sempat meresap ke tanah, sekarang langsung lari ke saluran.
-
Begitu saluran tertutup sampah atau kapasitasnya tidak cukup, air akan naik ke permukaan dan mencari jalan—sering kali ke rumah orang.
Di level lebih besar, developer perumahan ikut memegang peran penting:
bagaimana drainase dirancang, seberapa banyak ruang terbuka hijau, jenis perkerasan apa yang dipilih, sampai budaya lingkungan macam apa yang sengaja atau tidak sengaja tercipta.
Artikel ini tidak ditulis untuk mencari kambing hitam. Fokusnya:
-
apa yang pemilik rumah bisa lakukan sekarang, dan
-
prinsip apa yang bisa developer pertimbangkan sejak awal,
supaya hunian jadi bagian dari solusi, bukan penambah masalah.
10 Langkah Kecil dari Rumah: Praktik Mudah & Murah
1. Membuat Lubang Biopori di Halaman Rumah
Video: Cara membuat lubang resapan biopori di tanah pekarangan rumah.
Kalau ada satu hal praktis yang sangat layak dicoba, ini dia: lubang resapan biopori.
Secara sederhana, biopori adalah lubang silindris vertikal ke dalam tanah (diameter kira-kira 10–25 cm, kedalaman sekitar 1 meter) yang membantu air hujan cepat meresap ke dalam tanah.
Beberapa manfaat biopori:
-
Mengurangi genangan di halaman dan sekitar rumah.
-
Membantu mencegah erosi kecil di permukaan tanah.
-
Bisa diisi sampah organik (daun, sisa dapur) yang kemudian akan diurai organisme tanah, membuat struktur tanah lebih gembur.
Untuk pemilik rumah:
-
Pilih titik yang sering tergenang atau dilalui air hujan: dekat talang, di tepi teras, atau di sudut halaman.
-
Buat 1–3 lubang dulu. Tidak perlu langsung banyak.
-
Isi berkala dengan sampah organik, dan bersihkan bila mulai mampat.
Biopori bukan jaminan rumah bebas banjir, tapi dia membantu tanah melakukan tugas alaminya: menyimpan air.
2. Mengurangi Halaman yang Dikeramik Penuh

Gambar: Foto halaman depan rumah dengan paving blok berlubang yang diisi rumput hijau.
Halaman yang disemen atau dikeramik sepenuhnya memang kelihatan rapi. Tapi efek sampingnya:
-
Tanah kehilangan kesempatan menyerap air.
-
Air hujan “dipaksa” pergi ke got, memperbesar risiko meluap.
Alternatif yang lebih bersahabat:
-
Gunakan paving blok berongga yang masih memungkinkan tanah di bawahnya menyerap air.
-
Sisakan minimal seperempat area halaman untuk tanah terbuka atau rumput.
-
Kombinasikan batu koral dengan tanah di sela-sela tanaman.
3. Rutin Membersihkan Selokan & Saluran Air di Depan Rumah
Banjir skala gang/RT sering kali bukan semata “hujan deras”, tapi kombinasi hujan + got mampet.
Langkah kecil tapi dampaknya terasa:
-
Cek selokan di depan rumah minimal seminggu sekali.
-
Buang plastik, daun, dan sedimen yang menyumbat.
-
Kalau saluran tertutup, buka beberapa titik untuk inspeksi berkala.
Lebih bagus lagi kalau RT atau pengelola perumahan membuat jadwal rutin kerja bakti—supaya beban ini tidak jatuh ke satu dua orang saja.
4. Hemat Air: Bukan Sekadar Tagihan
Air bersih yang mengalir deras dari keran kadang bikin kita lupa, bahwa di tempat lain orang harus antre jeriken. Menghemat air bukan cuma soal tagihan, tapi juga soal beban lingkungan.
Beberapa kebiasaan mudah:
-
Segera perbaiki keran dan pipa bocor. Tetesan kecil, kalau dibiarkan, bisa berarti puluhan liter sehari.
-
Gunakan air bekas mencuci beras atau sayur untuk menyiram tanaman.
-
Pasang ember penampung di area yang sering terkena air hujan, untuk cuci teras atau kendaraan.
-
Kalau memungkinkan, pertimbangkan membuat tandon air hujan sederhana.
-
Kembangkan aplikasi online lebih cepat dengan bantuan AI—mulai disini
-
Jasa Pembuatan Website Joomla, Wordpress dan Web Dinamis Lain
-
Jasa Renovasi/Perombakan Tampilan Situs Web Dinamis dan Statis
-
Pembuatan Aplikasi Berbasis Web Sistem Manajemen Sekolah
-
Jasa Pembuatan Aplikasi Smartphone (Gawai) Android OS
5. Hemat Listrik: Kurangi Emisi dari Ruang Tamu
Sebagian besar listrik di Indonesia masih berasal dari pembangkit berbahan bakar fosil. Semakin boros kita memakai listrik, semakin besar pula emisi yang terlepas ke atmosfer—yang pada gilirannya ikut memperparah perubahan iklim dan risiko cuaca ekstrem.
Langkah sederhana yang bisa kamu mulai hari ini:
-
Ganti lampu lama dengan lampu LED yang lebih hemat energi.
-
Matikan perangkat yang tidak digunakan, termasuk TV dan charger yang dibiarkan standby.
-
Atur suhu AC seperlunya. Satu derajat lebih tinggi bisa menghemat konsumsi energi.
-
Manfaatkan cahaya alami di siang hari dengan membuka tirai dan jendela.
6. Mengelola Sampah Rumah Tangga: Dari “Buang Aja” ke “Pilah Dulu”
Sampah bukan tiba-tiba muncul di sungai; sebagian besar dia berangkat dari rumah.
Langkah kecil yang terasa ribet di awal tapi sangat membantu:
-
Pisahkan sampah organik (sisa makanan, sayur, daun) dan anorganik (plastik, kaleng, kaca).
-
Kalau memungkinkan, buat komposter kecil di halaman atau pojok dapur.
-
Cari tahu apakah di daerahmu ada bank sampah atau pengepul yang menerima plastik bersih, kardus, dan logam.
Pengelolaan sampah yang lebih baik akan mengurangi potensi sumbatan di saluran air dan mengurangi volume sampah yang dibawa ke TPA.
7. Menanam Pohon dan Tanaman Peneduh di Sekitar Rumah
Satu pohon yang kokoh bisa:
-
Membantu menyerap air,
-
Menurunkan suhu sekitar rumah,
-
Menyaring polusi udara,
-
Jadi tempat berteduh orang lewat.
Kalau lahanmu sangat sempit:
-
Gunakan pot besar untuk tanaman peneduh mini.
-
Coba vertical garden di dinding atau pagar.
-
Tanam tanaman rambat yang bisa meneduhkan teras.
Kalimat manis tapi benar: sedikit hijau di halaman bisa membuat lingkungan terasa lebih ramah, bahkan sebelum orang masuk ke dalam rumah.
8. Memilih Produk Rumah Tangga yang Lebih Ramah Lingkungan
Sabun cuci, deterjen, pembersih lantai—semuanya setelah dipakai akan mengalir ke got, lalu ke sungai.
Beberapa langkah ringan:
-
Gunakan deterjen secukupnya (sering kali kita menuang lebih dari perlu).
-
Pertimbangkan produk yang dirancang lebih ramah lingkungan jika harganya masih masuk akal buatmu; tetap utamakan keseimbangan antara kemampuan finansial dan idealisme.
-
Hindari membuang minyak goreng bekas langsung ke selokan; tampung di wadah dulu, baru buang dengan cara yang lebih aman.
9. Mengajak Keluarga & Anak Ikut Peduli
Rumah adalah sekolah pertama, dan orang tua adalah guru pertama. Kebiasaan lingkungan yang baik jarang lahir dari ceramah, tapi dari contoh kecil yang diulang-ulang.
Ide praktis:
-
Biasakan anak mematikan lampu ketika keluar ruangan.
-
Ajak mereka ikut menanam bibit di halaman, memberinya nama, dan merawatnya.
-
Jadwalkan “hari tanpa plastik sekali pakai” di rumah, misalnya seminggu sekali.
Kebiasaan peduli lingkungan di rumah juga bisa berjalan seiring dengan kebiasaan belajar. Orang tua bisa mengajak anak melatih fokus lewat latihan membaca fokus 20 menit—membangun dua kebiasaan baik sekaligus: cinta ilmu dan peduli lingkungan.
10. Bergerak Bersama Tetangga: Lingkungan Bersih, Bumi Lebih Kuat
Ada batas yang bisa dilakukan satu rumah. Tapi kalau satu RT bergerak bersama, efeknya jauh lebih terasa:
-
Kerja bakti bersih selokan dan sungai kecil di sekitar permukiman.
-
Lomba [[lingkungan bersih dan hijau]] antar-gang atau antar-klaster.
-
Grup WhatsApp RT khusus koordinasi soal sampah dan jadwal bersih-bersih.
Nilai tambah lainnya: lingkungan yang rapi dan hijau biasanya juga meningkatkan nilai jual rumah dan kualitas hidup warganya.
-
Ubah idemu jadi aplikasi online siap pakai lebih cepat bersama Emergent
-
Domain, Hosting, Hingga VPS Murah untuk Proyek Anda
-
Berbisnis halal bikin hati tenang. Cek caranya disini!
-
Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik!
-
Sewa Domain, Hosting, dan VPS untuk Proyek Digital Anda!
Prinsip Sederhana untuk Developer Perumahan
Bagian ini khusus buat kamu yang terlibat di pengembangan perumahan—baik skala kecil maupun cluster yang lebih besar.
1. Drainase & Sumur Resapan Bukan Sekadar Formalitas
Di atas kertas, semua siteplan punya gambar drainase. Tantangannya: apakah di lapangan benar-benar:
-
Ada jalur air hujan yang jelas dan terhubung,
-
Cukup kapasitas untuk menampung debit air saat hujan lebat,
-
Dilengkapi dengan sumur resapan komunal di lokasi-lokasi strategis.
Sumur resapan dan teknologi biopori skala komunal terbukti bisa membantu mempercepat infiltrasi air hujan dan mengurangi limpasan ke hilir.
2. Ruang Terbuka Hijau yang Benar-Benar Fungsional
Bukan hanya taman kecil untuk brosur marketing, tapi:
-
Area yang cukup untuk tanaman peneduh dan resapan air.
-
Dirancang sebagai ruang sosial bagi warga: tempat anak main, orang tua ngobrol, dan acara lingkungan dilakukan.
3. Material Berpori untuk Parkir dan Jalan Kecil
Alih-alih semuanya beton licin, developer bisa:
-
Menggunakan paving blok untuk jalan lingkungan.
-
Mengkombinasikan area parkir dengan rumput dan koral agar tetap bisa menyerap air.
Di titik ini, developer tidak hanya menjual rumah, tapi juga konsep lingkungan yang lebih tahan terhadap hujan lebat.
Tips memilih material berpori ini sangat membantu mewujudkan halaman rumah anti banjir yang tetap rapi tapi tetap memberi ruang tanah untuk menyerap air hujan.
4. Fasilitas Pengelolaan Sampah yang Layak
Tempat sampah komunal sering jadi sudut yang “ya taruh saja di situ”. Padahal, dengan sedikit desain:
-
Lokasinya bisa diatur agar tidak mengganggu pandangan,
-
Tetap mudah dijangkau petugas pengangkut,
-
Dilengkapi papan kecil tentang aturan pemilahan sampah.
Kolaborasi dengan bank sampah lokal bisa jadi nilai jual tambahan perumahan.
5. Edukasi Lingkungan untuk Penghuni Baru
Saat serah terima rumah, bahan edukasi singkat bisa diberikan:
-
Peta jalur drainase lingkungan dan titik sumur resapan.
-
Panduan singkat “apa yang sebaiknya tidak dilakukan” (misalnya, jangan menutup seluruh halaman dengan beton).
- Sertakan juga panduan singkat berisi langkah kecil jaga lingkungan dari rumah yang bisa dilakukan penghuni setiap hari, baik di dalam rumah maupun di lingkungan kompleks.
Langkah yang Bisa Kamu Mulai Hari Ini

Gambar: Foto dua sampai tiga orang sedang membersihkan selokan dangkal di tepi jalan pemukiman.
Kalau semua tips di atas terasa banyak, mulai dari yang paling sederhana:
-
Lihat selokan depan rumah. Kalau kotor, bersihkan hari ini.
-
Pilih satu sudut kecil di halaman untuk dijadikan titik biopori pertama.
-
Tanam satu tanaman baru—bisa pohon kecil, bisa tanaman rambat.
-
Mulai besok, pisahkan sampah organik dan anorganik.
-
Jadwalkan ngobrol santai dengan tetangga atau pengurus RT soal kerja bakti kecil.
Tidak perlu menunggu sempurna. Lingkungan yang lebih baik sering kali dimulai dari satu langkah kecil yang diulang.
FAQ: Pertanyaan Seputar Rumah & Lingkungan
1. Apakah satu rumah saja benar-benar bisa membantu mengurangi risiko banjir?
Sendirian, dampaknya mungkin kecil. Tapi satu rumah yang menahan sedikit air, membersihkan satu selokan, dan tidak membuang sampah sembarangan, bisa jadi pemicu tetangga melakukan hal yang sama. Efeknya baru terasa ketika banyak rumah melakukan langkah serupa.
2. Berapa kira-kira biaya membuat biopori di halaman rumah?
Kalau memakai bor manual sederhana, biayanya relatif terjangkau: perlu alat bor, sedikit semen untuk memperkuat bibir lubang, dan tenaga. Banyak program komunitas yang bahkan meminjamkan alat secara gratis—jadi yang paling mahal sering kali justru niat memulainya.
3. Bagaimana kalau saya tinggal di perumahan dengan halaman sempit dan sudah diplester semua?
Kamu bisa mulai dari:
-
Mengurangi sedikit area yang diplester untuk memberi ruang tanah terbuka.
-
Membuat biopori di area sempit dekat talang.
-
Fokus di pengelolaan sampah dan got sekitar rumah.
4. Apa langkah termudah kalau saya sibuk dan jarang di rumah?
Setidaknya:
-
Pastikan sampah rumah tidak ikut menyumbat saluran (pilah dan buang di tempat yang tepat).
-
Minta bantuan keluarga/ART untuk rutin mengecek got, dan menyalakan/mematikan lampu dengan bijak.
-
Bisa juga memanggil jasa bersih-bersih lingkungan secara berkala.
5. Apakah tips ini relevan untuk rumah kontrakan atau kos-kosan?
Sangat relevan. Meski kamu bukan pemilik, kamu tetap bisa:
-
Mengelola sampah dengan lebih baik.
-
Ikut kerja bakti lingkungan.
-
Menggunakan air dan listrik dengan bijak.
Kalau memungkinkan, ajak pemilik rumah berdiskusi soal biopori atau perubahan kecil di halaman.
Dari Halaman Kecil ke Masa Depan yang Lebih Tenang

Gambar: Foto halaman kecil di depan rumah dengan beberapa pot besar berisi tanaman hijau dan satu dua pohon kecil.
Banjir dan longsor di Sumatera bukan sekadar angka di layar; itu kisah keluarga yang kehilangan rumah, foto yang tersapu air, dan rencana hidup yang berubah total dalam semalam.
Kita mungkin tidak bisa mengendalikan curah hujan, tapi kita bisa mengurangi seberapa parah dampaknya dengan cara memperlakukan tanah dan air di sekitar rumah.
Rumah yang kamu tinggali hari ini—entah di gang sempit atau di perumahan baru—bisa jadi titik mulai kecil untuk masa depan yang sedikit lebih tenang: selokan yang tidak gampang meluap, halaman yang tidak langsung tergenang, dan lingkungan yang terasa lebih hidup.
Kalau satu rumah mulai, lalu tetangga ikut, lalu satu RT bergerak, pelan-pelan kita ikut menulis cerita lain tentang Indonesia: bahwa di tengah bencana, masih banyak orang yang memilih merawat bumi, dimulai dari rumah sendiri.
Daftar Referensi
-
Rilis dan pembaruan data korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar dari BNPB serta rangkuman media nasional seperti Detik dan CNBC Indonesia.
-
Analisis pakar UGM tentang peran kerusakan ekosistem hulu DAS dalam memperparah banjir bandang di Sumatera, yang dipublikasikan di laman resmi Universitas Gadjah Mada.
-
Pedoman teknis dan penjelasan definisi lubang resapan biopori dalam regulasi Kementerian Lingkungan Hidup serta berbagai materi edukasi pemerintah daerah, termasuk artikel Kemenkes tentang biopori dan panduan DLH Buleleng mengenai cara pembuatan lubang resapan biopori di rumah.
Layanan Bersih-Bersih Rumah & Lingkungan
Kadang, masalahnya bukan kurang niat, tapi kurang tenaga dan waktu. Apalagi kalau:
-
Got sudah terlanjur penuh sedimen,
-
Halaman butuh dirapikan,
-
Atau kamu baru saja selesai renovasi dan ingin mulai hidup dengan pola yang lebih ramah lingkungan.
Kalau kamu tinggal di Bogor dan sekitarnya dan ingin mulai langkah kecil menjaga lingkungan dari rumah, kamu bisa dibantu lewat:
Layanan bersih-bersih rumah dan lingkungan
Fokus pada:
-
pembersihan selokan dan area sekitar rumah,
-
penataan dasar halaman agar lebih rapi dan siap jadi [[halaman rumah anti banjir]],
-
pendampingan ringan untuk kebiasaan rumah yang lebih ramah lingkungan.
Jam operasional: Sabtu s/d Kamis, pukul 08.30 – 17.30 WIB
Kontak:
-
WhatsApp: 0857-1587-2597
Silakan hubungi kalau kamu ingin memulai langkah kecil hari ini, dan butuh sedikit dorongan plus bantuan ekstra di lapangan 😊
Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.
Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.


















