Skip to main content
Ilustrasi Logo Provinsi Maluku Utara

10 Pilihan Tempat Wisata Terbaik di Provinsi Maluku Utara

Laut tenang mengikat pulau-pulau rempah di utara. Dari Sofifi—ibu kota yang hening di Halmahera—jalur antarpulau membuka jalan ke pantai berair jernih, danau vulkanik bertebing, benteng tua penjaga teluk, hingga hutan tempat burung-burung endemik menari di bawah cahaya pagi.

Inilah kurasi sepuluh titik unggulan yang mewakili rasa Maluku Utara untuk backpacker hemat dan pecinta bahari—ringkas, faktual, dan ramah alam.

DAFTAR ISI

Orientasi Singkat: Sofifi & Mobilitas Antarpulau

  • Sofifi adalah ibu kota Provinsi Maluku Utara sejak 2010; posisinya di pesisir barat Halmahera, menjadi simpul ke koridor darat (Jailolo–Weda–Tobelo). Rujukan dasar: Sofifi dan Provinsi Maluku Utara.

  • Ternate ↔ Sofifi tersedia ferry dari Pelabuhan Bastiong dan kapal cepat; waktu tempuh lazim ±30–60 menit (speedboat) atau sekitar ±1,5 jam (ferry). Cek langsung ke operator/pelabuhan sebelum berangkat: ASDP Bastiong dan gambaran rute di Ternate–Sofifi.

Catatan evergreen: jadwal/jenis kapal dapat berubah; konfirmasi on the spot di pelabuhan atau penginapan setempat.

10 Destinasi Unggulan (Hibrida Wilayah × Tema)

Format ringkas tiap destinasi: Kenapa dipilih · Akses · Durasi ideal · Tips musim & etika

1) Pantai Sulamadaha (Ternate)

01 Pantai Sulamadaha

Kenapa: teluk tenang, air jernih; favorit snorkeling dan bersantai. Lihat info resmi: Pantai Sulamadaha – Wonderful Ternate.
Akses: dari pusat Ternate ±15 km; jalur darat mulus, lanjut jalan kaki pendek dari area parkir. Gambaran jarak di laman Sulamadaha Beach – Indonesia-Tourism.
Durasi ideal: ½ hari (pagi untuk cahaya, sore untuk suasana).
Tips musim & etika: visibilitas lebih baik saat cuaca cerah; jangan menginjak karang dan bawa kembali sampah.

2) Danau Tolire Besar (Ternate)

02 Danau Tolire Besar Ternate

Kenapa: danau vulkanik hijau di kaki Gamalama dengan dinding tebing dramatis; spot foto singkat. Rujukan: Tolire Lake.
Akses: jalur lingkar Ternate (barat-laut); area parkir dekat tepi danau.
Durasi ideal: 1–2 jam.
Tips musim & etika: hindari tepi licin setelah hujan; hormati papan peringatan setempat.

3) Kie Matubu (Tidore)

03 Kie Matubu Tidore

Kenapa: kerucut ikonik (±1.730–1.750 mdpl) dengan panorama Maitara–Ternate–Halmahera; pendakian “sekali naik” yang memuaskan. Panduan teknis: Gunung Kiematubu – Gunung Bagging.
Akses: menyeberang ke Tidore, lanjut kendaraan ke Gurabunga (base pendakian).
Durasi ideal: 1 hari pulang-pergi (mulai dini hari).
Tips musim & etika: pilih cuaca cerah; jaga jalur dan hindari erosi (jangan memotong trek).

4) Benteng Tahula (Tidore)

04 Benteng Tahula

Kenapa: jejak Spanyol awal abad-17; view kota Soasio dan laut yang terbuka. Latar sejarah: Fort Tahula.
Akses: area Soasio; pendek dari pusat kota.
Durasi ideal: 1–2 jam (ideal menjelang senja).
Tips musim & etika: area terbuka—topi/air minum; hormati situs bersejarah (jangan memanjat struktur).

5) Desa Wisata Gamtala & Air Panas Sahu (Jailolo, Halmahera Barat)

05 Desa Wisata Gamtala

Kenapa: kombinasi mata air panas, mangrove, dan budaya Sahu; dekat Teluk Jailolo. Data desa wisata: Air Panas Gamtala – Jadesta Kemenparekraf.
Akses: ±15–20 menit dari Pelabuhan Jailolo dengan kendaraan; mudah dijangkau.
Durasi ideal: ½ hari santai.
Tips musim & etika: cek pasang-surut untuk menyusuri mangrove; ikuti arahan pengelola setempat.

6) Weda Rainforest (Halmahera Tengah)

06 flora fauna Weda Rainforest

Kenapa: salah satu lokasi terbaik melihat cenderawasih endemik Wallace’s standardwing (Semioptera wallacii); kawasan hutan kaya satwa. Profil spesies: BirdLife DataZone.
Akses: koridor Weda Bay; ada akomodasi/guide (lihat Weda Reef & Rainforest Resort).
Durasi ideal: 1 hari (paling baik subuh).
Tips musim & etika: jangan memanggil burung dengan rekaman suara, jaga jarak aman, dan ikuti pemandu; cek juga kawasan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata bila memasuki zona konservasi.

7) Pulau Kumo (Tobelo, Halmahera Utara)

07 pantai Pulau Kumo

Kenapa: pasir putih dekat kota; mudah untuk island-hopping hemat (sering dipaketkan dengan pulau tetangga). Lihat referensi: Pulau/Pantai Kumo – Atourin.
Akses: sewa perahu ketinting dari Pelabuhan Tobelo; jarak tempuh singkat. Rujukan tambahan: Pantai Tulang (opsi hop).
Durasi ideal: ½ hari (gabung 2–3 spot).
Tips musim & etika: waspadai angin timur/ombak; hindari menginjak karang saat turun di gosong.

8) Pulau Dodola (Morotai)

08 Pulau Dodola

Kenapa: ikon Morotai—Dodola Besar dan Dodola Kecil tersambung gosong pasir saat surut; snorkeling & relaks seharian. Rujukan: 5 Spot Keren di Morotai – Indonesia.travel.
Akses: basis Daruba (Morotai) → sewa perahu; koneksi ke Morotai umumnya via Ternate/Sofifi (kapal/udara). Gambaran umum transport: How to get to Morotai – Indonesia-Tourism.
Durasi ideal: ½–1 hari (sesuaikan pasang-surut).
Tips musim & etika: cek angin/gelombang lokal; bawa kantong kering untuk gawai.

9) Tanjung Waka (Kepulauan Sula)

09 Tanjung Waka

Kenapa: garis pasir panjang & suasana pantai alami; lokasi Festival Tanjung Waka bernuansa eco-wisata. Detail acara: Festival Tanjung Waka – Indonesia.travel.
Akses: dari Sanana (Sula) jalur darat ke Desa Fatkauyon.
Durasi ideal: ½ hari (sunset menyala).
Tips musim & etika: saat festival lebih ramai; simak arahan panitia/relawan kebersihan pantai. Tambahan konteks kunjungan 2024: liputan ANTARA Foto.

10) Tanjung Merah (Pulau Taliabu)

10 Tanjung Merah Pulau Taliabu

Kenapa: spot populer warga lokal; lanskap pasir terang dan garis pantai luas untuk piknik dan berburu matahari. Rujukan basis data: Direktori Daya Tarik Wisata Taliabu – Sisparnas Kemenparekraf.
Akses: bermukim di Bobong, lanjut kendaraan darat ke lokasi; kondisi jalan pascahujan perlu dicek.
Durasi ideal: ½ hari santai.
Tips musim & etika: perhatikan informasi lokal soal akses; jaga kebersihan pantai.

Etika Berkunjung & Keselamatan (Wajib Baca)

  • Bahari: jangan menyentuh/menjinjing karang, jangan memberi makan ikan, gunakan sunblock ramah laut bila memungkinkan.

  • Hutan & satwa: hindari memanggil burung dengan rekaman suara, tidak menebar pakan, dan ikuti pemandu setempat terutama di koridor Weda/Aketajawe-Lolobata. Rujukan spesies kunci: Wallace’s standardwing – BirdLife.

  • Warisan budaya: hormati situs benteng, kedaton, dan makam—dilarang memanjat/merusak.

  • Cuaca & gunung: pantau prakiraan; pendakian (Gamalama/Kie Matubu) sebaiknya saat cerah, bawa air, topi, jas hujan ringan.

  • Logistik: sinyal data bisa fluktuatif; simpan nomor penginapan, operator kapal, dan pelabuhan (contoh referensi pelabuhan: ASDP Bastiong).


Ringkasan Rute yang Masuk Akal (tanpa biaya, evergreen)

3H2M (basis Ternate)

  • Hari 1: Tiba Ternate → Pantai Sulamadaha (snorkeling) → sore Danau Tolire.

  • Hari 2: Pagi menyeberang ke TidoreBenteng Tahula; opsi pendakian Kie Matubu jika cuaca cerah & stamina cukup (start dini hari).

  • Hari 3: Ferry/kapal cepat Ternate–Sofifi → lanjut darat singkat (Jailolo) untuk Gamtala–Air Panas Sahu → kembali.

4H3M (tambah bahari/ekowisata)

Alternatif hemat: Bila waktu ketat, tukar Morotai dengan Pulau Kumo (Tobelo) untuk island-hopping dekat kota.


FAQ Singkat

  • Kapan waktu terbaik berkunjung? Sepanjang tahun memungkinkan; pilih cuaca cerah untuk bahari/pendakian dan selalu cek kondisi angin/ombak lokal.

  • Basis menginap yang strategis? Ternate untuk akses awal; lanjut Sofifi/Halmahera (Jailolo–Weda–Tobelo) sesuai rute.

  • Butuh pemandu? Disarankan untuk trek gunung dan pengamatan satwa di hutan; selain aman, lebih etis dan informatif.

  • Apakah ada biaya tertentu? Biaya bisa saja berbeda-beda dan berubah bahkan dalam satu kawasan wisata—hubungi pengelola/pelabuhan/hotel setempat.


Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.

Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.

 

wisata dalam negeri, wisata maluku utara

  • Last updated on .