5 Kebiasaan Kecil yang Menyelamatkan Nyawa di Jalan, Spesial 22 November
Lima kebiasaan kecil yang sering diremehkan, tapi bisa menyelamatkan nyawa di jalan. Spesial menyambut Hari Perhubungan Darat Nasional tiap 22 November.
22 November tiap tahun bukan cuma tanggal biasa di kalender. Di Indonesia, tanggal ini diperingati sebagai Hari Perhubungan Darat Nasional, momen untuk mengingat betapa pentingnya jalan raya, angkutan umum, dan semua orang yang bekerja di baliknya agar kita bisa bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan selamat.
Kalau di artikel lain kita sudah ngobrol soal serunya komunitas pecinta bus dan railfans KRL yang ikut meramaikan dunia transportasi darat, kali ini kita fokus ke hal yang lebih sederhana tapi sangat krusial: kebiasaan kecil di jalan. Hal-hal yang kelihatannya sepele, tapi bisa menentukan apakah sebuah perjalanan berakhir dengan senyuman atau penyesalan.
Artikel ini mengajak kamu menjadikan 22 November sebagai pengingat tahunan: “Apakah aku sudah cukup aman di jalan?”
DAFTAR ISI
- 1. Helm & Seatbelt, Jangan Cuma Formalitas
- 2. Jauhkan HP Saat Berkendara dan Menyeberang
- 3. Taat Rambu dan Batas Kecepatan, Bukan Cuma Saat Ada Razia
- 4. Tertib di Halte, Terminal, dan Peron KRL
- 5. Rawat Kendaraan dan Cek Rutin
- Cara Mengajak Keluarga Ikut Menjalankan 5 Kebiasaan Ini
- Menjadikan 22 November Sebagai Pengingat Tahunan
- Referensi
1. Helm & Seatbelt, Jangan Cuma Formalitas

Gambar: Close-up sabuk pengaman tiga titik di jok mobil saat akan dikunci. Visual ini menekankan kebiasaan sederhana mengunci seatbelt sebelum kendaraan bergerak sebagai langkah dasar menyelamatkan nyawa.
Kebiasaan pertama ini terdengar klise, tapi justru paling sering diabaikan. Banyak orang yang:
-
pakai helm hanya karena takut ditilang, bukan karena ingin melindungi kepala,
-
malas pakai sabuk pengaman (seatbelt) untuk perjalanan dekat, terutama di kursi belakang.
Padahal, data dari berbagai studi keselamatan jalan menunjukkan bahwa:
-
penggunaan helm standar dan terpasang dengan benar bisa mengurangi risiko kematian akibat kecelakaan sepeda motor hingga sekitar 40% dan cedera kepala berat hingga 70%,
-
penggunaan seatbelt secara konsisten pada pengemudi dan penumpang depan secara signifikan menurunkan risiko kematian dan cedera serius pada kecelakaan mobil.
Hal kecil yang bisa kamu lakukan:
-
Jadikan aturan pribadi dan keluarga:
“Kendaraan tidak bergerak sebelum helm dipakai dan seatbelt terpasang.” -
Pastikan:
-
helm berstandar SNI dan talinya dikunci, bukan sekadar digantung di lengan,
-
seatbelt terpasang menyilang tepat di dada dan tidak diputar.
-
Butuh beberapa detik saja, tapi dampaknya bisa menyelamatkan hidupmu (dan orang yang kamu sayangi).
-
Kembangkan aplikasi online lebih cepat dengan bantuan AI—mulai disini
-
Jasa Pembuatan Website Joomla, Wordpress dan Web Dinamis Lain
-
Jasa Renovasi/Perombakan Tampilan Situs Web Dinamis dan Statis
-
Jasa Pembuatan Aplikasi Smartphone (Gawai) Android OS
2. Jauhkan HP Saat Berkendara dan Menyeberang

Gambar: Penyeberangan pejalan kaki yang mengarah ke kawasan wisata di Indonesia, dengan orang berjalan melewati marka penyeberangan. Gambar ini menguatkan pesan agar pejalan kaki fokus pada sekitar saat menyeberang, bukan pada layar ponsel.
Handphone mungkin salah satu “penyebab kecelakaan paling sopan”—jarang kita akui, tapi diam-diam sering jadi biang masalah. Main HP sambil berkendara atau menyeberang mengurangi fokus dan memperlambat respons saat keadaan darurat.
Bahkan pada kecepatan rendah, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengemudi yang menggunakan HP—baik untuk telepon, membaca pesan, maupun memeriksa aplikasi—memiliki risiko kecelakaan yang jauh lebih tinggi karena distraksi visual, manual, dan kognitif terjadi sekaligus.
Bukan cuma pengemudi, pejalan kaki yang asyik menunduk menatap layar:
-
cenderung tidak memperhatikan suara kendaraan,
-
terlambat bereaksi saat lampu lalu lintas berubah,
-
dan bisa menyeberang di waktu yang salah.
Hal kecil yang bisa kamu lakukan:
-
Aktifkan mode jangan ganggu (Do Not Disturb) saat berkendara.
-
Kalau benar-benar ada panggilan mendesak:
-
tepikan kendaraan dan berhenti dulu di tempat aman,
-
atau minta penumpang lain yang mengangkat.
-
-
Saat menyeberang:
-
simpan HP di saku atau tas,
-
fokuskan pandangan ke arus kendaraan dan lampu lalu lintas,
-
ajak anak untuk melihat ke kiri dan kanan sambil menyebutkan arah dengan suara keras (ini juga cara belajar yang bagus).
-
3. Taat Rambu dan Batas Kecepatan, Bukan Cuma Saat Ada Razia
Rambu lalu lintas sering dianggap hiasan, padahal itu “bahasa” yang digunakan jalan raya untuk berkomunikasi dengan kita. Lampu merah, papan batas kecepatan, marka kuning-putih, hingga zebra cross semuanya punya pesan yang sangat jelas: melindungi nyawa.
Organisasi kesehatan dunia mencatat bahwa kecepatan yang berlebih adalah salah satu faktor utama kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Penurunan sedikit saja pada kecepatan rata-rata dapat menurunkan risiko fatalitas secara signifikan, khususnya di area padat penduduk dan kawasan sekolah.
Hal kecil yang bisa kamu lakukan:
-
Biasakan melambat di area sekolah, pasar, dan permukiman, meskipun tidak ada polisi.
-
Saat melihat zebra cross:
-
berhenti dan beri kesempatan pejalan kaki menyeberang,
-
jangan menutup marka dengan kendaraan.
-
-
Patuhi batas kecepatan yang tertulis, bukan “batas yang kamu rasa nyaman”.
-
Ingat, menambah 10–20 km/jam mungkin hanya memangkas beberapa menit dari perjalananmu, tapi bisa berlipat gandakan risiko kecelakaan fatal.
4. Tertib di Halte, Terminal, dan Peron KRL

Gambar: Interior KRL Commuterline yang menghubungkan Jakarta dan Bogor, memperlihatkan barisan kursi dan penumpang yang berdiri tertib di dekat pintu. Gambar ini menegaskan pentingnya budaya antre dan menjaga jarak aman di transportasi umum.
Keselamatan di jalan bukan hanya urusan pengemudi, tapi juga penumpang dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Halte bus, terminal, dan peron KRL/Stasiun kereta sering menjadi titik rawan karena ramai dan penuh pergerakan.
Kita sering melihat adegan:
-
penumpang berebut masuk sebelum orang di dalam sempat keluar,
-
orang berdiri terlalu dekat dengan tepi peron, bahkan melewati garis kuning,
-
atau naik-turun kendaraan di tempat yang tidak semestinya.
Padahal, operator transportasi seperti Transjakarta dan KAI Commuter terus mengampanyekan pentingnya:
-
antre,
-
mendahulukan penumpang yang turun,
-
dan menjaga jarak aman dari tepi peron.
Hal kecil yang bisa kamu lakukan:
-
Di halte dan peron:
-
berdirilah di belakang garis aman,
-
beri ruang bagi penumpang yang akan turun.
-
-
Saat naik bus atau KRL:
-
jangan dorong-dorongan,
-
simpan tas di depan tubuh agar tidak mengganggu orang lain,
-
kalau gerbong sudah penuh, jangan dipaksa—tunggu kereta berikutnya.
-
-
Ajari anak:
-
untuk tidak berlari di peron,
-
selalu menggandeng orang dewasa,
-
dan berhenti di titik yang aman sambil menunggu kendaraan.
-
Perilaku tertib di titik-titik ini bukan hanya soal sopan santun, tapi juga tindakan pencegahan kecelakaan.
-
Ubah idemu jadi aplikasi online siap pakai lebih cepat bersama Emergent
-
Domain, Hosting, Hingga VPS Murah untuk Proyek Anda
-
Berbisnis halal bikin hati tenang. Cek caranya disini!
-
Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik!
5. Rawat Kendaraan dan Cek Rutin
Banyak orang hanya memperhatikan kendaraan ketika terjadi sesuatu: baru ingat cek rem saat rem mulai blong, baru cek ban saat sudah bocor di tengah jalan. Padahal, perawatan rutin adalah salah satu pilar utama keselamatan di jalan.
Beberapa laporan keselamatan lalu lintas menyebutkan bahwa kondisi kendaraan yang buruk—terutama rem, ban, dan lampu—menjadi faktor penting dalam kecelakaan tertentu, terutama pada kendaraan bermotor roda dua dan empat.
Hal kecil yang bisa kamu lakukan:
-
Jadwalkan cek berkala:
-
tekanan dan kondisi ban,
-
fungsi rem (depan–belakang) dan minyak rem,
-
lampu depan, lampu rem, dan lampu sein,
-
wiper dan air wiper (untuk mobil) terutama saat musim hujan.
-
-
Lakukan servis rutin sesuai rekomendasi pabrik.
-
Jika sering melakukan perjalanan jauh, siapkan:
-
ban cadangan yang layak,
-
toolkit dasar,
-
dan kontak darurat bengkel/layanan derek.
-
Untuk pengguna transportasi umum, kamu juga bisa:
-
memilih operator yang terlihat merawat armadanya dengan baik,
-
memberi masukan sopan jika menemukan bus/angkutan dengan kondisi yang tampak membahayakan.
Cara Mengajak Keluarga Ikut Menjalankan 5 Kebiasaan Ini
Perubahan budaya di jalan sering kali dimulai dari keluarga. Mobil atau motor keluarga bisa jadi “kelas berjalan” untuk mengajarkan keselamatan pada anak.
Beberapa ide praktis:
-
Bikin “aturan emas” keluarga di jalan
Misalnya:-
“Tidak ada helm/seatbelt, kendaraan tidak jalan.”
-
“Tidak main HP saat mengemudi.”
Tuliskan di kertas kecil dan tempel di dashboard atau dekat pintu rumah sebagai pengingat.
-
-
Jadikan perjalanan sebagai momen belajar
Saat berkendara bersama anak:-
minta mereka menyebutkan warna lampu lalu lintas dan artinya,
-
ajak mereka memerhatikan rambu-rambu di jalan,
-
buat permainan tebak rambu untuk mengusir bosan sekaligus edukatif.
-
-
Libatkan anak mengingatkan orang tua
Izinkan anak dengan cara yang sopan untuk mengingatkan:-
“Ayah, seatbeltnya belum dipasang,”
-
atau “Bunda, HP-nya disimpan dulu.”
Justru ini bisa jadi pengingat lembut yang efektif.
-
-
Gunakan momen 22 November sebagai “reset kebiasaan”
Setiap Hari Perhubungan Darat Nasional:-
evaluasi kebiasaan yang sudah berjalan,
-
buat komitmen kecil baru (misalnya mengurangi kecepatan rata-rata di jalan tertentu),
-
dan ajak keluarga ikut menentukan target.
-
Menjadikan 22 November Sebagai Pengingat Tahunan
Sekarang, kalau ada yang bertanya “22 November itu hari apa?”, kamu bukan cuma bisa menjawab bahwa itu adalah Hari Perhubungan Darat Nasional, tapi juga mengaitkannya dengan perubahan kecil di kehidupan sehari-hari.
Lima kebiasaan ini mungkin terdengar sangat dasar:
-
Helm & seatbelt yang dipakai sungguh-sungguh.
-
Menjauhkan HP saat berkendara dan menyeberang.
-
Taat rambu dan batas kecepatan.
-
Tertib di halte, terminal, dan peron KRL.
-
Merawat kendaraan secara rutin.
Namun, jika dilakukan oleh jutaan orang di jalan setiap hari, dampaknya bisa luar biasa. Bukan hanya mengurangi angka kecelakaan, tapi juga membuat suasana jalan raya lebih manusiawi dan nyaman bagi semua pengguna.
Kalau kamu ingin memahami konteks lebih luas tentang peran komunitas pecinta bus dan railfans dalam dunia transportasi darat Indonesia, kamu juga bisa membaca artikel lain di tebejowo yang mengulas Hari Perhubungan Darat Nasional dan komunitas transportasi darat secara lebih mendalam lewat sudut pandang para penggemarnya.
Pada akhirnya, keselamatan di jalan bukan hanya urusan aturan dan petugas, tapi urusan kita semua. Dan perubahan besar sering kali dimulai dari kebiasaan kecil.
Referensi
-
Kementerian Perhubungan RI – informasi dan kampanye Hari Perhubungan serta keselamatan transportasi.
-
Global Status Report on Road Safety 2018 – World Health Organization (WHO)
-
Seat Belt Safety – National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)
-
Global Status Report on Road Safety 2018 – Summary – ringkasan angka kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas secara global.
-
Peringatan Hari Perhubungan Darat Nasional 22 November 2025 – BPSDM PU Wilayah VIII Makassar – menjelaskan konteks dan tujuan Hari Perhubungan Darat Nasional.
-
Hari Perhubungan Darat Nasional – Artikel pengantar (PalComTech) – ringkasan sejarah, tujuan, dan peran perhubungan darat di Indonesia.
-
Untuk Keselamatan dan Kenyamanan, KAI Commuter Tegas Larang Masyarakat Beraktivitas di Jalur Rel dan Stasiun – KAI Commuter – contoh kampanye keselamatan dan larangan aktivitas berbahaya di area rel/peron.
-
Tanggal 22 November Memperingati Apa? – detikSulsel – rangkuman 3 peringatan di tanggal 22 November, termasuk Hari Perhubungan Darat Nasional.
Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.
Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.



















