Skip to main content

5 Destinasi Eduwisata di Indonesia yang Cocok Diperingati Saat Hari Guru Nasional

Rekomendasi 5 destinasi eduwisata di Indonesia yang cocok diperingati saat Hari Guru Nasional, lengkap dengan ide aktivitas belajar, tips memilih tujuan, dan contoh itinerary untuk study tour sekolah.

 |  Muhammad Fauzi Rizal  |  Jalan-jalan
Siswa SD Indonesia belajar di museum bersama guru saat study tour
Siswa sekolah dasar di Indonesia sedang mengikuti study tour di dalam museum, didampingi guru.

Rekomendasi 5 destinasi eduwisata di Indonesia yang cocok diperingati saat Hari Guru Nasional, lengkap dengan ide aktivitas belajar, tips memilih tujuan, dan contoh itinerary untuk study tour sekolah.

 

DAFTAR ISI

Dari Seremonial ke Study Tour yang Bermakna

Setiap tahun, Hari Guru Nasional biasanya diisi dengan upacara, lomba, hingga unggahan ucapan terima kasih di media sosial. Semua itu penting sebagai bentuk penghargaan untuk peran guru. Namun, ada satu cara lain yang tidak kalah menarik: mengubah Hari Guru Nasional menjadi pengalaman belajar di luar kelas melalui eduwisata.

Eduwisata bukan sekadar “piknik kelas” atau sesi foto-foto. Jika dirancang dengan baik, perjalanan ini bisa:

  • menghidupkan materi pelajaran yang selama ini hanya dibaca di buku,

  • menguatkan hubungan emosional antara guru dan murid,

  • memberi ruang bagi guru untuk mengajar dengan cara yang lebih kontekstual dan menyenangkan.

Artikel ini merekomendasikan 5 destinasi eduwisata di Indonesia yang cocok dijadikan tujuan study tour Hari Guru Nasional, lengkap dengan ide aktivitas yang bisa langsung diadaptasi oleh sekolah dan komunitas.


Apa Itu Eduwisata dan Kenapa Cocok untuk Hari Guru Nasional?

Secara sederhana, eduwisata (wisata edukasi) adalah kegiatan wisata yang dirancang dengan tujuan belajar yang jelas: ada tema, ada materi, dan ada aktivitas refleksi. Bukan hanya jalan-jalan, tetapi perjalanan dengan naskah pembelajaran.

Bagi murid, eduwisata membantu mereka:

  • menghubungkan teori di kelas dengan realitas di lapangan,

  • melatih kemampuan observasi, bertanya, dan berpikir kritis,

  • belajar bekerja sama dan beradaptasi di lingkungan baru.

Bagi guru, eduwisata memberi kesempatan untuk:

  • mencoba metode mengajar di luar ruangan,

  • melihat murid dari sudut pandang berbeda,

  • menyisipkan nilai-nilai karakter, gotong royong, dan kepedulian sosial.

Karena itu, menjadikan Hari Guru Nasional sebagai momen study tour tematik adalah cara konkret merayakan peran guru sebagai fasilitator belajar sepanjang hayat, bukan hanya pengajar di dalam kelas.


Tips Singkat Memilih Destinasi Eduwisata

Sebelum menentukan tujuan, ada beberapa hal penting yang bisa dipertimbangkan sekolah atau komunitas:

  • Relevansi edukatif
    Pilih tempat yang nyambung dengan materi pelajaran: sejarah, sains, lingkungan, budaya, atau kebencanaan. Ini akan memudahkan guru mengaitkan pengalaman dengan kurikulum.

  • Keamanan dan aksesibilitas
    Perhatikan jarak dari sekolah, kondisi jalan, fasilitas kesehatan, dan prosedur keselamatan di lokasi. Untuk jenjang SD, sebaiknya pilih destinasi yang tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau.

  • Fasilitas untuk rombongan
    Cari destinasi yang sudah terbiasa menerima rombongan study tour sekolah: ada pemandu, ruang berkumpul, dan paket program edukasi.

  • Anggaran
    Sesuaikan dengan kemampuan orang tua dan sekolah. Untuk tahap awal, bisa dimulai dari destinasi lokal di kota masing-masing sebelum merencanakan perjalanan lintas provinsi.

Dengan pertimbangan tersebut, berikut lima destinasi yang bisa dijadikan inspirasi rencana eduwisata menyambut Hari Guru Nasional.

Taman Pintar Yogyakarta – Sains Interaktif untuk Semua Usia

Gerbang utama Taman Pintar Yogyakarta sebagai destinasi eduwisata keluarga

Gambar: Gerbang utama Taman Pintar Yogyakarta dengan bangunan berwarna cerah dan area pejalan kaki yang ramai pengunjung.

1 Sekilas tentang Taman Pintar

Taman Pintar Yogyakarta adalah science center di pusat Kota Yogyakarta yang dirancang sebagai kawasan rekreasi edukatif, lengkap dengan zona eksperimen sains, planetarium, hingga wahana bermain PAUD.

Bagi sekolah yang ingin mengemas pelajaran IPA, teknologi, dan lingkungan secara lebih hidup, Taman Pintar adalah pilihan yang sangat ramah murid.

2. Apa yang Bisa Dipelajari Murid?

Di Taman Pintar, murid bisa:

  • mengamati langsung percobaan sederhana tentang listrik, bunyi, optik, dan energi,

  • masuk ke wahana planetarium untuk mengenal tata surya,

  • belajar tentang lalu lintas, kebencanaan, hingga permainan tradisional.

Semua disajikan secara interaktif sehingga cocok untuk berbagai jenjang, dari SD hingga SMA. Ini bisa menjadi contoh konkret bagaimana wisata pendidikan membantu murid memahami sains tanpa merasa “digurui”.

3. Ide Aktivitas untuk Guru

Beberapa ide sederhana yang bisa diterapkan:

  • Membuat lembar kerja observasi:

    • “Zona mana yang paling menarik dan apa konsep sains di baliknya?”

    • “Apa hal baru yang kamu pelajari hari ini?”

  • Mengadakan presentasi kelompok mini setelah kunjungan, sehingga murid belajar merangkum pengalaman dan menyampaikan kembali pada teman-teman.

Untuk sekolah yang sudah memiliki artikel tentang wisata Jogja di situs seperti Tebejowo, rencana perjalanan ini bisa dipadukan dengan kunjungan ke destinasi lain di Yogyakarta.


Museum Tsunami Aceh – Belajar Kebencanaan dan Empati

Interior Museum Tsunami Aceh dengan pencahayaan dramatis untuk edukasi kebencanaan

Gambar: Bagian dalam Museum Tsunami Aceh dengan dinding tinggi dan pencahayaan dramatis yang menggambarkan suasana bencana.

1. Sekilas tentang Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh adalah monumen memorial dan pusat edukasi kebencanaan yang dibangun untuk mengenang peristiwa tsunami Samudra Hindia 26 Desember 2004.

Dengan arsitektur yang ikonik dan lorong-lorong penuh instalasi, museum ini mengajak pengunjung merasakan kembali suasana bencana sekaligus mempelajari pentingnya mitigasi.

2. Nilai Edukatif untuk Murid

Kunjungan ke museum ini bisa membantu murid:

  • memahami skala dan dampak bencana alam terhadap masyarakat,

  • belajar tentang sistem peringatan dini, jalur evakuasi, dan kesiapsiagaan,

  • menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap sesama korban bencana.

Ini sangat relevan dengan pelajaran geografi, IPA, dan PPKn, sekaligus menanamkan nilai kemanusiaan.

3. Ide Aktivitas untuk Guru

  • Menugaskan kelompok murid untuk memilih satu panel pameran atau instalasi, lalu:

    • menjelaskan kembali isi panel tersebut,

    • menyimpulkan pelajaran penting yang bisa diambil.

  • Mengajak murid berdiskusi:

    • “Jika bencana besar terjadi di daerah kita, apa yang harus kita lakukan?”

    • “Bagaimana peran sekolah dalam kesiapsiagaan bencana?”

Informasi lebih lanjut mengenai museum ini dapat dilihat di situs resmi Museum Tsunami Aceh milik pemerintah provinsi.


Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta – Keliling Nusantara Sehari

05 Miniatur Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah dengan danau dan pulau pulau kecil

Gambar: Pemandangan Miniatur Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah dengan danau dan pulau-pulau kecil yang mewakili kepulauan Indonesia, terlihat dari ketinggian.

1. Sekilas tentang TMII

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur adalah taman bertema kebudayaan Indonesia yang menampilkan anjungan daerah, rumah adat, museum tematik, serta wahana rekreasi.

Dalam satu hari, murid bisa “berkeliling Nusantara” melalui miniatur dan pameran yang tertata rapi.

2. Potensi Pembelajaran

Kunjungan ke TMII cocok untuk pelajaran:

  • IPS & PPKn – mengenal keberagaman suku, bahasa, pakaian adat, dan rumah tradisional,

  • Sejarah & budaya – mempelajari perkembangan tradisi dan simbol-simbol daerah,

  • Kewarganegaraan – menguatkan pemahaman tentang Bhinneka Tunggal Ika dan persatuan Indonesia.

Beberapa museum tematik di TMII juga bisa menjadi bahan eduwisata tambahan, misalnya museum transportasi, museum sains, atau museum serangga.

3. Ide Aktivitas untuk Guru dan Murid

  • Membuat “paspor Nusantara”: setiap murid mencatat 3–5 anjungan provinsi yang dikunjungi, lengkap dengan satu fakta unik dari tiap daerah.

  • Mengadakan tugas refleksi: “Apa arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika setelah kamu melihat langsung keragaman budaya di TMII?”

Situs resmi TMII menyediakan informasi tiket rombongan dan fasilitas pendukung, sehingga memudahkan perencanaan logistik.

Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah – Konservasi Orangutan dan Ekowisata

Perahu wisata di sungai Tanjung Puting dikelilingi hutan tropis sebagai kelas ekologi alam terbuka

Gambar: Deretan perahu wisata menyusuri sungai di Taman Nasional Tanjung Puting yang dikelilingi hutan tropis lebat.

1. Sekilas tentang Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi orangutan paling penting di Indonesia dan telah diakui sebagai cagar biosfer oleh UNESCO.

Kawasan ini terdiri dari hutan rawa gambut, mangrove, dan hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi orangutan, bekantan, burung-burung endemik, dan berbagai satwa lain.

2. Apa yang Bisa Dipelajari Murid?

Perjalanan ke Tanjung Puting (biasanya menggunakan kapal klotok selama beberapa hari) sangat cocok untuk jenjang SMP/SMA yang ingin mengangkat tema:

  • konservasi satwa liar dan ekosistem hutan tropis,

  • dampak kerusakan hutan dan perubahan iklim,

  • profesi di bidang konservasi (peneliti, ranger, pemandu ekowisata).

Ini bisa menjadi contoh kuat bagaimana wisata alam dan ekowisata dapat mendidik murid tentang hubungan manusia dan lingkungan.

3. Catatan Penting untuk Rombongan Sekolah

Karena lokasinya cukup jauh dan memerlukan logistik khusus, sekolah perlu:

  • bekerja sama dengan operator tur yang berpengalaman,

  • memastikan protokol keselamatan dan kesehatan,

  • menyiapkan modul pembelajaran dan jurnal lapangan agar perjalanan tidak hanya menjadi “liburan alam” semata.


Museum La Galigo di Benteng Rotterdam, Makassar – Sejarah Maritim dan Budaya Sulawesi

Tampak depan Museum La Galigo di Benteng Rotterdam Makassar dengan papan nama dan bangunan kolonial

Gambar: Tampak depan Museum La Galigo di dalam kompleks Benteng Rotterdam, dengan bangunan bergaya kolonial dan papan nama “Museum La Galigo, Provinsi Sulawesi Selatan”.

1. Sekilas tentang Museum La Galigo

Museum La Galigo adalah museum provinsi Sulawesi Selatan yang berada di kompleks Benteng Rotterdam, Makassar. Museum ini menyimpan koleksi sejarah dan budaya Bugis–Makassar, termasuk naskah, artefak maritim, dan benda-benda etnografis.

Lokasinya yang berada di benteng abad ke-17 membuat pengalaman kunjungan semakin kaya: murid belajar sejarah kerajaan lokal sekaligus jejak kolonialisme di Indonesia.

2. Nilai Edukatif untuk Murid

Di Museum La Galigo dan Benteng Rotterdam, murid dapat:

  • memahami peran wilayah timur Indonesia dalam jaringan perdagangan Nusantara,

  • melihat langsung replika perahu dan artefak maritim,

  • mengenal lebih dekat budaya Sulawesi Selatan, mulai dari pakaian tradisional hingga peralatan rumah tangga.

Ini sangat relevan untuk pelajaran sejarah, geografi, dan budaya lokal, terutama jika sekolahmu sedang menggarap konten tentang tempat wisata di Sulawesi Selatan atau wisata Makassar.

3. Ide Aktivitas Belajar

  • Membagi murid dalam kelompok kecil, masing-masing mengamati satu vitrin/ruang pamer, lalu membuat “mini pameran” versi mereka dengan foto dan catatan.

  • Mengajak murid menulis jurnal perjalanan singkat: “Apa pelajaran sejarah paling penting yang kamu temukan hari ini?”

Informasi mengenai museum dan jam operasional dapat ditemukan di laman resmi Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulawesi Selatan maupun portal pariwisata Makassar.

Mengemas Kunjungan: Inspirasi Itinerary Singkat untuk Study Tour Hari Guru Nasional

Agar eduwisata tidak sekadar “jalan bareng”, sekolah dan komunitas bisa mengemas perjalanan dalam bentuk itinerary sederhana seperti:

1. Contoh Itinerary 1 Hari (TMII atau Taman Pintar)

  • Pagi – Perjalanan dari sekolah dan tur pengenalan lokasi bersama pemandu.

  • Menjelang siang – Kegiatan inti: eksplorasi wahana atau museum, pengisian lembar kerja, dan sesi tanya jawab.

  • Siang–sore – Presentasi singkat per kelompok + refleksi dipandu guru:

    • “Apa hal paling berkesan?”

    • “Bagaimana menghubungkannya dengan pelajaran di kelas?”

2. Contoh Itinerary 2–3 Hari (Aceh atau Tanjung Puting)

  • Hari 1 – Perjalanan dan orientasi lokasi; pengenalan tema (kebencanaan/konservasi).

  • Hari 2 – Kegiatan inti: tur fasilitas, observasi lapangan, wawancara singkat dengan pengelola/pemandu, pengisian jurnal perjalanan.

  • Hari 3 – Penulisan refleksi dan penyusunan produk akhir (poster, video pendek, laporan kelompok), disusul penutupan yang mengaitkan pengalaman dengan Hari Guru Nasional.

Selain itu, sekolah juga bisa menyusun panduan etika singkat sebelum berangkat: menjaga kebersihan, menghormati pengelola dan masyarakat lokal, serta mematuhi instruksi guru dan pemandu.


Mengubah Hari Guru Nasional Menjadi Pengalaman Belajar di Dunia Nyata

Mengapresiasi guru tidak harus selalu lewat seremoni yang formal. Dengan merancang eduwisata yang terencana, sekolah, orang tua, dan komunitas dapat memberikan ruang bagi guru untuk mengajar dengan cara yang lebih hidup, sekaligus memberi murid pengalaman belajar yang tak mudah dilupakan.

Mulailah dari destinasi yang paling dekat dan terjangkau, lalu perlahan kembangkan menjadi program tahunan yang ditunggu-tunggu. Pada akhirnya, Hari Guru Nasional bisa menjadi momen di mana guru, murid, dan orang tua berjalan bersama—secara harfiah dan simbolis—menuju pendidikan yang lebih relevan, menyenangkan, dan membumi.


Daftar Referensi


Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.

Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.

 

✓ Link berhasil disalin!