Skip to main content
Ilustrasi Anak Laki-laki yang kesepian

Kesepian Bikin Kita Makin Sering Menunda-Nunda 😞

Kok bisa ya? Ini penjelasan ilmiahnya… dan solusi praktisnya.

DisclaimerArtikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi umum mengenai keterkaitan antara kesepian dan kebiasaan menunda. Isi artikel bukanlah pengganti nasihat medis, psikologis, atau profesional lainnya. Jika Anda mengalami gejala gangguan kesehatan mental atau kesulitan pribadi yang serius, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga ahli atau profesional yang berlisensi di bidang terkait.

Siapa sih yang nggak pernah menunda-nunda? Mulai dari balas WhatsApp, ngumpulin tugas, sampai beresin kerjaan kantor—semuanya sering “digeser” ke nanti, nanti, dan nanti lagi. Tapi tahukah kamu, selain karena malas atau bingung mulai dari mana, kesepian ternyata bisa jadi penyebab utama kamu suka menunda-nunda?  

Yup. Nggak banyak yang sadar, tapi rasa kesepian punya pengaruh besar terhadap motivasi dan produktivitas kita. Yuk kita kupas tuntas kenapa bisa begitu, dan yang paling penting—gimana cara ngatasinnya.

🤔 Apa Bedanya Kesepian dan Sekadar Sendiri?

Sebelum lanjut, penting buat bedain antara kesepian dan sendirian.

  • Kesepian itu soal perasaan. Kamu bisa punya banyak teman, tapi tetap merasa sepi, nggak nyambung, atau nggak dimengerti.
  • Sendirian itu soal fakta. Ya, kamu lagi sendiri aja secara fisik. Tapi belum tentu kesepian.

Masalahnya, kesepian bisa diam-diam memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita—dari jantung, stroke, kecemasan, sampai depresi. Bahkan beberapa studi mengaitkannya dengan risiko kanker. Ngeri kan?

Dan ya, itu juga bikin kita males gerak. Ngerespon chat aja bisa terasa kayak mendaki gunung. 😩


Kenapa Orang Kesepian Jadi Makin Suka Menunda?

Menurut Dr. Mark Goulston dalam bukunya Get Out of Your Own Way, kesepian bukan cuma bikin energi kita drop, tapi juga mengingatkan kita pada pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan.

Misalnya gini:

  • Seorang anak belajar jalan, lalu didukung, disemangati, dan dipuji ketika jatuh dan bangkit lagi. Tugas yang berat terasa ringan karena ada cinta dan dorongan.
  • Tapi kalau anak itu malah dimarahi atau diabaikan ketika gagal? Dia belajar bahwa tantangan = rasa sakit + malu + sendirian.

Nah, anak seperti itu kemungkinan besar bakal tumbuh dengan mindset: "kalau sesuatu itu susah, mending jangan dikerjain deh, nanti malu atau gagal sendirian lagi."  
Dan jadilah… prokrastinator sejati.  

😢 Luka Sosial Nggak Hanya Datang dari Keluarga

Pengalaman pahit juga bisa datang di usia remaja atau dewasa muda:

  • Dibully di sekolah
  • Didiemin teman
  • Dianggap “nggak cukup bagus” saat lagi berjuang ngerjain sesuatu

Akhirnya, kita jadi nggak percaya diri saat menghadapi tugas berat. Karena dalam kepala kita: “Nanti kalau gagal, nggak ada yang dukung. Malah diketawain.”


✋ Jadi, Gimana Cara Menghentikan Siklus Ini?

Kalau kamu merasa sering menunda, coba tanya ke diri sendiri:

  • Apakah aku merasa kesepian?
  • Saat kecil, apakah aku merasa didukung saat menghadapi kesulitan?
  • Apakah aku pernah dimarahi, dikritik, atau diabaikan saat gagal?

Lalu tanyakan ini juga:

> “Apakah aku lebih produktif saat ada orang yang mendukung, menyemangati, atau sekadar nemenin?”

Kemungkinan besar jawabannya: ya.  
Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial bisa mengurangi kebiasaan menunda.


💡 Tips Praktis: Ubah Kesepian Jadi Koneksi

Kalau kamu merasa kesepian, jangan cuma tunggu suasana hati membaik. Bergeraklah untuk membangun koneksi baru :

  • Ajak teman ngobrol soal kesulitanmu
  •  Gabung komunitas online atau offline (book club, kelas online, volunteering, komunitas keagamaan)
  • Cari coach atau mentor (kalau ada budget)
  • Gabung support group (banyak yang gratis di internet)

Kalau belum punya siapa pun yang bisa kamu ajak bicara?

Bayangkan sosok yang menyemangatimu: orang tua, guru favorit, sahabat lama—siapa pun yang dulu pernah mendukungmu.

Gunakan bayangan itu sebagai “teman khayalan positif” yang bisa ngedorong kamu buat jalan terus.

👊 Tantang Dirimu (Sedikit Aja)

Nggak harus langsung jadi ekstrovert yang doyan ngobrol. Mulai dari satu langkah kecil aja:

  • Kirim pesan duluan ke teman lama
  • Ikut diskusi ringan di grup
  • Datang ke acara komunitas, walau cuma duduk dan dengerin

Kadang, rasa takut itu cuma gede di kepala. Begitu dijalanin, ternyata nggak seseram itu kok!


🧠 Ringkasan Penting

Kesepian bikin kita lebih suka menunda.  
Kita sering mengaitkan tantangan dengan rasa sakit & penolakan.  
Dukungan sosial adalah “obat ampuh” untuk prokrastinasi.  
Bayangkan sosok pendukung jika kamu belum punya yang nyata.  
Bangun koneksi pelan-pelan—ini penting untuk produktivitas dan kesehatan mental.  


Penutup: Jangan Lawan Rasa Sepi Sendirian 💬

Kamu nggak harus ngelawan rasa malas dan kesepian sendirian. Mulailah dari menyadari bahwa menunda bukan karena kamu pemalas, tapi karena mungkin kamu butuh lebih banyak rasa aman, koneksi, dan dukungan.

Dan hei, kamu udah selangkah lebih maju cuma dengan baca artikel ini sampai habis.
Sekarang, yuk mulai satu hal kecil yang udah kamu tunda-tunda.
Satu langkah aja. Bareng kita. 🚀


Kalau kamu suka artikel ini dan ingin baca konten serupa, jangan lupa share ke teman yang juga suka menunda-nunda. Siapa tahu mereka juga butuh dorongan kecil hari ini. 💌


Sumber: Katherine Cullen MFA, LCSW dan Devon Frye (5 Mei 2025).

 

Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.

Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.

 

kesehatan mental