
Sukses Itu Overrated: Mengejar Prestasi Gak Selalu Bikin Bahagia 😵💫
Pencapaian nggak selalu setara dengan kebahagiaan. Lalu, apa dong yang bikin hidup terasa bermakna?
DAFTAR ISI
Pada tahun 2024, Bankrate merilis sebuah studi yang cukup mencengangkan—dan agak bikin miris juga: orang Amerika merasa mereka butuh penghasilan sekitar USD186.000 per tahun agar bisa merasa aman secara finansial. Padahal, rata-rata penghasilan penuh waktu di sana cuma sekitar USD79.000.
Yang lebih gila lagi? Mayoritas responden bilang mereka baru akan merasa "kaya" kalau penghasilannya tembus USD520.000 per tahun 😱
Jadi kita sering berpikir, "Kalau aku punya lebih banyak... uang, pengakuan, prestasi—pasti hidupku bakal bahagia." Tapi kenyataannya? Begitu sampai di titik itu, rasa puasnya cepat banget hilang. Kayak pasir di tangan, makin digenggam malah makin hilang.
-
Pembuatan Aplikasi Berbasis Web Sistem Manajemen Sekolah
-
Jasa Backlink DoFollow Berkualitas Dari Berbagai Topik
-
Jasa Pembuatan Hingga Kustomasi Aplikasi Berbasis Website
Penulis dan profesor Arthur Brooks dalam artikelnya yang viral di The Atlantic tahun 2022 menyampaikan hal ini dengan gamblang:
Rahasia kebahagiaan itu bukan uang, bukan pencapaian, apalagi barang-barang mewah.
Dan dia nggak sendirian. Banyak banget riset yang membuktikan kalau "high" yang kita rasakan dari kesuksesan itu cuma sementara. Tapi kenapa, ya, target besar yang udah kita capai selalu terasa... hampa?
Jawabannya ada di konsep psikologi yang disebut hedonic adaptation.
🎢 Apa Itu Hedonic Adaptation?
Singkatnya, otak kita punya kecenderungan untuk balik lagi ke level kebahagiaan yang stabil, walaupun ada kejadian super positif atau super negatif dalam hidup. Entah kamu menang lotre 💸 atau dapet promosi jabatan, rasa senangnya bakal memudar seiring waktu.
Dalam sebuah studi legendaris tahun 1978 (Brickman et al.), peneliti membandingkan dua kelompok:
1. Orang yang baru menang lotre
2. Orang yang baru saja mengalami kecelakaan berat (seperti kelumpuhan)
Kita pasti nebaknya yang menang lotre akan lebih bahagia dalam jangka panjang, kan?
Ternyata enggak. Setelah euforia awal lewat, tingkat kebahagiaan mereka menurun. Sementara, kelompok korban kecelakaan malah secara perlahan naik. Lama-lama, kedua kelompok punya level kebahagiaan yang... mirip. 🤯
Jadi, kalau kesuksesan bukan kunci kebahagiaan sejati, lalu apa dong?
🔑 3 Cara Bikin Hidup Lebih Bahagia (Tanpa Harus Jadi Sultan)
Berikut tiga strategi nggak biasa yang justru bisa membawa kita ke arah hidup yang lebih memuaskan dan bermakna:
-
Domain, Hosting, Hingga VPS Murah untuk Proyek Anda
-
Tingkatkan SEO Website Dengan Ribuan Weblink Bebagai Topik!
-
Mau Hemat Biaya Transfer Antar Bank dan Isi Saldo e-Wallet?
1. Lakukan Hal yang Bikin Hatimu Menyala ❤️ (a.k.a. “little-p purpose”)
Gue suka nyebut ini sebagai “tujuan kecil-p”. Bukan soal nyelametin dunia atau bikin bisnis miliaran. Ini tentang hal-hal sederhana yang bikin kamu merasa hidup, hadir, dan bahagia.
Contoh:
- Naik kuda tiap sore
- Ngantar makanan buat lansia
- Ngajar anak-anak
- Ngeracik kopi di kedai lokal
- Ngegambar, ngelukis, nulis puisi 🎨✍️
Bukan soal pamer. Bukan soal membuktikan diri. Tapi soal jadi diri sendiri.
Little-p purpose itu soal proses, bukan hasil. Hal yang kamu lakuin walau nggak ada yang nonton. Yang bikin kamu hilang dalam waktu. Yang bikin kamu bilang, “Ini gue banget.”
2. Fokus Pada "Menjadi", Bukan "Mencapai" 🙇♀️
Misalnya kamu pengen jadi penulis best-seller. Keren sih, tapi itu goal. Gimana kalau ternyata nggak kesampaian? Dan kalau pun tercapai, euforianya bertahan berapa lama?
Alih-alih ngejar status penulis sukses, kenapa nggak fokus jadi penulis aja?
Bangun pagi, nulis. Asah skill. Terbitin karya—entah dibaca 10 orang atau 10.000 orang.
Dengan mindset ini, kamu jadi tumbuh, bukan cuma ngejar pencapaian.
Dan, percaya deh, tumbuh itu jauh lebih memuaskan daripada sekadar terlihat "berhasil."
3. Utamakan Koneksi, Bukan Pencapaian 🤝
Studi Harvard tentang kebahagiaan dewasa (yang udah berjalan lebih dari 80 tahun!) menyimpulkan satu hal yang konsisten:
👉 Kualitas hubungan sosial kita adalah faktor terbesar dalam kebahagiaan jangka panjang. Bukan gaji. Bukan jabatan. Bukan status.
Intinya? Orang lebih penting daripada prestasi.
Kalau kita mau hidup yang benar-benar bermakna, kita perlu investasi di hubungan. Bangun komunitas yang saling support, yang punya nilai bersama, yang bikin kita merasa belong.
Entah itu keluarga, sahabat, klub buku, tim relawan—di sanalah kebahagiaan tumbuh subur.
✨ Penutup: Sukses Boleh, Tapi Jangan Dijadiin Tuhan
Bukan berarti kesuksesan nggak penting, ya. Tapi, jangan sampai jadi pusat hidupmu. Karena hasilnya seringkali cuma kilat sebentar.
Kebahagiaan sejati datang dari arah yang nggak kamu sangka.
Yuk, mulai fokus ke hal-hal ini:
- 🔥 Lakukan hal yang bikin kamu hidup, bukan hal yang bikin kamu dipuji
- 🌱 Jadi versi terbaik dari dirimu, bukan versi yang paling di-like orang lain
- 🫶 Bangun koneksi yang tulus, bukan impresi kosong
Hidup yang bermakna itu bukan sesuatu yang dicapai. Tapi sesuatu yang kamu bangun—pelan-pelan, dari momen ke momen, dari orang ke orang. Dengan makna di tengahnya.
📌 Quick Recap!
- 🌀 Hedonic adaptation bikin rasa senang dari kesuksesan cepat luntur
- 🌟 Little-p purpose = kunci kebahagiaan yang nyata dan tahan lama
- 🧠 Fokus pada identitas & proses, bukan sekadar hasil
- 👫 Relasi yang dalam > uang & status
Referensi
1. Bankrate. (2024). How much Americans think they need to feel financially secure and wealthy.
2. Brooks, A. C. (2022). How to Want Less. The Atlantic.
3. Brickman, P., Coates, D., & Janoff-Bulman, R. (1978). Lottery Winners and Accident Victims: Is Happiness Relative? Journal of Personality and Social Psychology, 36(8), 917–927.
4. HBR. (2023). Why Success Doesn’t Lead to Satisfaction.
5. Waldinger, R., & Schulz, M. (2023). The Good Life: Lessons from the World’s Longest Scientific Study of Happiness. Simon & Schuster.
Siap buat redefinisi arti “hidup berhasil”? 😉
Kalau kamu ngerasa artikel ini relatable, jangan ragu share ke teman-temanmu yang lagi kejar sukses tapi mulai merasa kosong 💬👇
Sumber: Jordan Grumet M.D. dan Devon Frye (14 Mei 2025).
Tebejowo.com didukung oleh pembaca. Kami mungkin memperoleh komisi afiliasi ketika Anda membeli melalui tautan di situs web kami. Untuk kolaborasi, sponsorship, hingga kerjasama, bisa menghubungi: 0857-1587-2597.
Ikuti juga kami di Google News untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari gawai Anda.