Skip to main content
Ilustrasi orang yang berjalan di padang pasir sendirian

Selalu Bersemangat Meraih Nikmat Akhirat

 

MESTI selalu disadari bahwa kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan apapun di dunia ini sangat sedikit. Sabda Rasulullah saw.:

 

وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

"Demi Allah. Tidaklah (nikmat) dunia dibandingkan dengan (nikmat) akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka lihatlah air yang menempel di jarinya itu." (HR Muslim).

Artinya, nikmat dunia itu seperti air yang menempel di ujung jari. Amat sedikit. Sebaliknya, nikmat akhirat (surga) itu seperti luasnya samudera. Amat berlimpah.

Selain amat sedikit, semua nikmat duniawi juga bersifat sementara dan fana. Kematian akan menghentikan semua itu. Cepat atau lambat.

Karena itu benar apa yang dinyatakan oleh Muthraf bin asy-Syahir rahimahulLaah:

إن هذا الموت أفسد على أهل النعيم نعيمهم، فأطلبوا نعيماً لا موت فيه

Sungguh kematian itu akan merusak (mengakhiri) nikmat dari orang-orang yang Allah beri nikmat. Karena itu carilah oleh kalian nikmat yang tidak akan pernah berakhir (yakni surga) (Adz-Dzahabi, Siyar A'lam an-Nubalaa', 4/190).

Tentu tak elok jika kita begitu bersemangat mengejar nikmat duniawi yang amat sedikit dan fana, tetapi mengerahkan usaha alakadarnya dalam meraih nikmat surga yang berlimpah dan abadi.

Karena itu yuk kita selalu bersemangat mengusahakan nikmat surga yang amat berlimpah dan abadi (tak akan pernah berakhir) melebihi semangat kita dalam meraih nikmat duniawi yang amat sedikit dan fana.

Karena itu pula semangat kita dalam melakukan ragam ketaatan (seperti shalat berjamaah di masjid, tadarus al-Quran dan zikir misalnya; atau hadir di majelis-majelis ilmu, menunaikan amanah dakwah, berjuang menegakkan syariah dll) seharusnya jauh melebihi semangat kita dalam mengusahakan harta-kekayaan, jabatan dll.

Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah 'alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib. []

hikmah hijrah, artikel ABI

  • Hits: 1007